Produk Stickong, Inovasi dan Diversifikasi Produk di tengah UMKM Kelurahan Pesantren, Mijen, Semarang
Mijen (29/7), Indonesia berdasarkan data, saat ini memiliki jumlah data penduduk miskin dalam kantong-kantong kemiskinan yang masih menyentuh presentase 34% atau 1.236 Kecamatan dari 3.625 Kecamatan di seluruh Indonesia. Pendataan ini kemudian diklasifikasikan ke dalam kategori IDT (Inpres Desa Tertinggal) atau desa yang membutuhkan program tambahan di samping dengan program pembangunan yang telah ada. Salah satu desa yang termasuk yaitu Kelurahan Pesantren, yang merupakan merupakan daerah pemukiman di Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah.
Kelurahan Pesantren memiliki luas sebesar 6,80 km2 dan terdiri atas 8 RW, dimana 2 RW mengalami ketertinggalan, sementara 6 RW lainnya merupakan penduduk pendatang. Identifikasi masalah yang dialami pada 2 RW Kelurahan Mijen terdiri atas sektor ekonomi dan kesadaran akan pentingnya hidup sehat di ligkungan masyarakat. Dari segi ekonomi dan ketenagakerjaan, penduduk asli Pesantren didominasi oleh buruh tani dan buruh pabrik, dengan jumlah wiraswasta yang sangat minimum. Tenaga kerja ini perlu dialokasikan ke ranah lingkungan yang lebih memadai untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih pesat. Salah satu hal yang dapat dipandang sebagai potensial adalah pemberdayaan masyarakat untuk memanfaatkan komoditas lokal yang ada sebagai bekal dari pembangunan UMKM yang berkelanjutan.
Usulan program Inovasi Produk Stick Singkong dibentuk berdasarkan adanya signifikansi rasional terhadap permasalahan yang ada di tengah masyarakat Kelurahan Pesantren, Kecamatan Mijen, Kota Semarang. Stick Singkong dipilih sebagai inovasi yang dapat dikembangkan karena komoditas tersebut merupakan komoditas asli dari masyarakat lokal.
Usulan program diwujudkan dalam bentuk sosialisasi kepada pemilik UMKM di Kelurahan Pesantren, Kecamatan Mijen, Kota Semarang. Bertempat di Balai Pertemuan Kantor Kelurahan Pesantren, produk Stickong diperkenalkan sebagai salah satu produk yang dapat ikut serta menggerakkan perekonomian UMKM. Presentasi berisi tentang pengenalan produk, latar belakang dipilihnya produk tersebut, fakta seputar komoditas singkong, serta cara dan proses pembuatan dari bahan baku hingga produk jadi. Acara dihadiri oleh kurang lebih 15 pemilik UMKM dan dibantu oleh seluruh tim KKN II Undip tahun 2021/2022. Dimulai pukul 09.00-11.30, dengan beragam rangkaian acara yang diisi oleh beberapa mahasiswa Undip, acara berjalan dengan lancar dan sesuai dengan target.