Mahasiswa Tim II KKN UNDIP Lakukan Skrining untuk Stunting pada Siswa SDN

Depok (12/08) – Pada Tahun 2022, masih terdapat 3.693 balita yang menderita stunting di kota Depok (terlansir dari Berita Depok). Kelurahana Pangkalan Jati Baru juga menyatakan bahwa pada tahun 2021 terdapat 5 kasus stunting pada masyarakat. Kasus tersebut sudah diatasi oleh kelurahan, namun hal tersebut menunjukkan bahwa daerah ini mempunyai sejarah stunting pada masyarakatnya.

Stunting tidak hanya dapat berdampak buruk kepada balita saja, akan tetapi juga dapat berdampak kepada anak sampai usia remaja. Stunting pada anak usia Sekolah Dasar (6-12 tahun) walaupun mempunyai angka prevalensi yang lebih sedikit dibanding balita, juga merupakan suatu hal yang tidak bisa disepelekan. Stunting dapat mengakibatkan kurangnya percaya diri, status gizi yang dibawah normal, dan tubuh yang rentan dengan penyakit.

Oleh karena itu, perlu dilakukan skrining terhadap tinggi dan berat badan siswa-siswi pada SD setempat untuk melihat apakah terdapat kasus stunting pada daerah sekolah tersebut. SD yang dipilih untuk dilakukan skrining adalah SDN Pangkalan Jati 01, dan diantaranya diambil sampel dari siswa-siwi yang kemudian diukur berat dan tinggi badannya. Selain dari kedua data tersebut, juga perlu ditanyakan usia dari sampel yang diambil untuk dapat mengetahui apakah berat dan tinggi badan dari siswa/siswi tersebut termasuk normal pada jangka umur mereka terhadap plot kurva WHO.

Dari hasil skrining yang dilakukan, didaptkan bahwa sebagian besar dari sampel yang diambil termasuk dalam jangka pertumbuhan normal. Akan tetapi, terdapat beberapa kasus obesitas dan juga kasus kekurusan. Namun, dari kasus kekurusan tersebut, belum termasuk kasus stunting, tetapi kekurusan dibawah normal biasa.

Penulis: Daffa Maulana Attallah