Menarik! Mahasiswa KKN TIM II Undip Membuat Lubang Resapan Biopori untuk Cegah Genangan Air dan Kurangi Sampah Organik

Semat, Kabupaten Jepara (25/07/2022) – Kurangnya daerah resapan air pada suatu kawasan mengakibatkan timbulnya beberapa permasalahan lingkungan, salah satunya adalah genangan air yang muncul saat musim penghujan tiba. Seperti yang terjadi di Desa Semat, Kabupaten Jepara, di daerah ini masih banyak rumah dengan pekarangan yang minim daerah resapan. Adanya genangan air akan berdampak buruk terhadap lingkungan, karena dapat memunculkan banyak vector penyakit. Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan genangan air terutama untuk daerah pemukiman padat atau yang mempunyai lahan resapan air hujan yang minim dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi biopori.

Mahasiswa KKN TIM II Universitas Diponegoro 2021/2022, Swestika Dyah Ayu Pramuditha, dari Program Studi S1 Teknik Lingkungan, mengajak dan memberikan edukasi kepada warga Desa Semat, Kabupaten Jepara untuk membuat lubang resapan biopori. Program ini dilaksanakan di salah satu rumah warga sebagai sampel, yaitu rumah Ibu Rochmah, dengan jumlah peserta sebanyak 15 orang yang terdiri dari Ibu Petinggi Desa Semat, Ketua Pokja 3 PKK, dan TP PKK.

Lubang Resapan Biopori (LRB) adalah teknologi tepat guna yang bermanfaat untuk mengurangi genangan air dan sampah organik serta konservasi air bawah tanah. LRB adalah lubang silindris yang dibuat secara vertical ke dalam tanah dengan diameter 10-30 cm, dengan kedalaman tidak melebihi muka air tanah. Lubang ini kemudian diisi dengan sampah organik yang berfungsi untuk menghidupkan mikroorganisme tanah, seperti cacing. Cacing tanah ini akan membentuk pori-pori atau terowongan dalam tanah (biopori) yang dapat mempercepat resapan air ke dalam tanah secara horizontal. Biopori memiliki banyak manfaat secara ekologi dan lingkungan, yaitu memperluas bidang penyerapan air sehingga mengurangi genangan air (water-logging) pada lingkunagn, sebagai penanganan limbah organik untuk dibuat kompos, dan berdampak terhadap kesuburan tanah. Selain itu, biopori juga bermanfaat secara arsitektur lansekap karena telah digunakan sebagai pelengkap taman yang menerapkan konsep rumah hijau.

Adanya program ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan kesadaran para warga terkait pentingnya konservasi air tanah dan pemanfaatan sampah organik menjadi pupuk kompos, agar nantinya tidak ada lagi genangan-genangan air yang timbul pada saat musim penghujan, serta sampah-sampah organik yang mencemari lingkungan. Selain itu juga diharapkan dengan adanya program ini, para warga dapat mengimplementasikannya secara berkelanjutan, untuk mendukung program SDGs poin 9 (industri, inovasi, dan infrastruktur) dan poin 13 (penanganan perubahan iklim).

Penulis : Swestika Dyah Ayu Pramuditha – Program Studi Teknik Lingkungan
DPL : Dra. Puji Astuti, M.Si.
Lokasi : Desa Semat, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah