Meningkatkan Awareness Para Remaja Kelurahan Serua Terhadap Kekerasan dalam Hubungan Pacaran Remaja Bersama Mahasiswi KKN Tim II Undip 2021/2022
Serua, Ciputat ( 10/08) – Intimate Partner Violence adalah salah satu istilah yang menjelaskan kekerasan dalam hubungan intim, bisa dalam hubungan berpacaran, maupun hubungan pernikahan. Namun, dalam Intimate Partner Violence, konteks yang umum apabila terjadi pada remaja adalah hubungan berpacaran, yang seringkali tidak disadari pelaku maupun korban yang menerima kekerasan tersebut. Kekerasan yang tidak berbatas hanya pada kekerasan fisik dan verbal, adapun seksual, dan secara psikologis.
Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan, sendiri memiliki prestasi yang cukup kelam pada awal tahun 2022, di mana angka kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak yang meningkat dan bahkan tertinggi di Kota Tangerang Selatan sendiri. Maka, melihat data tersebut, bijak untuk meningkatkan awareness para remaja Kelurahan Serua terhadap kekerasan yang seringkali diromantisasikan ini. Bahkan di kelurahan tetangga, ada kasus blackmailing terhadap beberapa remaja yang dilakukan oleh seorang laki-laki dewasa yang menjadi pacar mereka.
Maka, melihat data tersebut, bijak bagi Ananda Yasmin Zahrah, salah satu mahasiswi yang melaksanakan KKN di Kelurahan Serua untuk meningkatkan awareness para remaja Kelurahan Serua terhadap kekerasan yang seringkali diromantisasikan ini sebagai pengabdiannya kepada masyarakat setempat. Memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran terakit dengan kekerasan yang dapat para warga yang berusia remaja lakukan maupun diterima tanpa sepengetahuan pelaku maupun korban. Sesuai dengan Tujuan SDGs (Sustainable Developmental Goals) nomor 3 untuk memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua untuk semua usia, dan juga nomor 5 yaitu untuk mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan.
Sosialisasi dilaksanakan pada tanggal 29 Juli 2022, di RW 19 Serua, Ciputat, Tangerang Selatan. Kegiatan dimulai dengan pembagian leaflet menarik dengan berisikan gambar dan juga tulisan-tulisan singkat dengan Bahasa yang ringan sehingga dapat diterima oleh mudah bagi para warga setempat. Selain dengan pembagian leaflet, mahasiswi juga menjelaskan lebih jauh terkait dengan apa saja bentuk kekerasan dalam hubungan romantis, siapa saja yang bisa menjadi korban, dan juga bagaimana mendapatkan pertolongan apabila menerima kekerasan tersebut.