Yuk bersama-sama mengerti budaya Jepang di Indonesia!
RW 05, Kelurahan Kalicari, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang (5/8/2022). Sekarang merupakan zaman globalisasi sehingga banyak anak-anak dan masyarakat menggenal budaya asing secara online dengan mudah. Internet yang sekarang sudah masuk kedalam masyarakat ini sendiri banyak anak-anak yang terpapar budaya asing yang masuk dan hanya meniru tidak tahu itu apakah positif atau negatif. Sebaliknya orang yang tua disana lebih tradisional karena orang tua mempunyai pengalaman dan budaya indonesia yang telah mereka alami selama hidupnya sebelum internet menjadi hal yang normal. Sehingga orang tua lebih sulit untuk terpapar budaya asing dari luar ketimbang anak-anak.
Saya melakukan survey pada anak-anak dan masyarakat disana banyak sekali mereka terpengaruh oleh budaya asing terutama anak-anak. Penyebabnya ialah anak-anak yang sering membawa gadget kemana pun sehingga oleh karena itu mereka lebih terpapar oleh budaya-budaya asing dari luar. Karena kita merupakan negara yang banyak sekali bekerja sama dengan Jepang tentu saja budaya dari jepang sana mulai datang ke Indonesia. Dari mulai budaya jalan kaki, menanam, cara mengelola sampah dan lain-lain. Oleh karena itu saya ingin lebih memaparkan budaya Jepang secara positif ke anak-anak di desa RW 05 Kalicari dengan cara melalukan sosialisasi budaya Jepang. Saat pertama saya memulai sosialisasi ternyata banyak anak-anak sudah banyak mengenal berbagai macam budaya-budaya Jepang yang masuk di Indonesia. Mereka banyak terpapar secara internet melalui gadget dan beberapa mengenal sendiri secara langsung. Dari onigiri yang ada di Indomaret sampai hal permainan seperti beyblade, gundam, dan tamiya. Sehingga saat sosialisasi itu berlangsung mereka antusias untuk mendengar dan melihat video dan gambar yang dipaparkan di projector.
Dengan melakukan Sosialisasi kebudayaan Jepang ini, saya harapkan dapat membantu anak-anak untuk lebih terbuka untuk lebih menerima budaya-budaya asing yang masuk serta mengerti sisi positif dan sisi negatif sehingga lebih dapat mengerti apa yang baik serta apa yang buruk.
Penulis: Adrian Krisnaputra Sukarno
DPL: Dr. Ir. Wahju Krisna Hidajat., MT
Lokasi : RW 05, Kelurahan Kalicari, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang