Jelajahi Potensi Desa Pegongsoran : Sedapnya Aroma TPA hingga Nostalgia Bukit Teletabis

Pemalang – Selasa (9/1), selama beberapa hari tinggal di Desa Pegongsoran, mahasiswa KKN Tim I Undip telah melakukan observasi lingkungan ke beberapa lokasi di seluruh wilayah desa. Berdasarkan peta wilayah desa, Desa Pegongsoran dibagi menjadi tiga dusun bagian, antara lain Dusun Mingkrik, Dusun Pegongsoran, dan Dusun Pesalakan.

Dusun Mingkrik merupakan dusun yang memiliki luas wilayah paling kecil, namun memiliki lokasi yang paling strategis. Banyak dari warga Desa Pegongsoran di Dusun Mingkrik yang memiliki Usaha Kecil dan Menengah (UKM), diantaranya di bidang konveksi, olahan makanan, dan jasa. Meskipun dalam pelaksanaan kegiatan usaha belum memanfaatkan swadaya masyarakat secara luas. Namun adanya berbagai kegiatan usaha tersebut terus mendorong warga desa untuk selalu mencari ptensi desa yang bias dikembangkan.

Bukit Teletabis

Keindahan aliran air sungai sebagai alternatif destinasi wisata

Dusun Pegongsoran yang berada diantara dua dusun lainnya merupakan lokasi pusat kegiatan pemerintahan Desa Pegongsoran. Wilayah Dusun Pegongsoran yang didominasi wilayah hutan bambu dan hutan jati menyimpan potensi alam yang luar biasa. Keindahan alam hutan yang masih lestari dan keelokan sungai yang mengairi desa, berpotensi untuk menjadikan Desa Pegongsoran sebagai desa destinasi wisata di Kabupaten Pemalang. Bagi sebagian kalangan remaja Kota Grombyang, nama “Bukit Teletabis” mungkin terdengar cukup populer. Banyak para anak muda datang berkunjung meskipun hanya sekedar hunting foto untuk diunggah dan dipopulerkan di media sosial mereka.

Biogas

Lokasi Pengolahan Kotoran Ternak Sapi menjadi Biogas

Diantara sekian puluh desa di Kabupaten Pemalang, Desa Pegongsoran menjadi salah satu desa yang sudah memiliki fasilitas pengolahan kotoran ternak menjadi biogas. Hasilnya berupa biogas sebagai sumber energi, pupuk organik padat, dan pupuk cair. Namun, akibat kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) dan modal yang memadai menyebabkan fasilitas ini berhenti beroperasi selama enam bulan terakhir.

Sawah di Pesalakan

Pertanian di Desa Pegongsoran

Dusun Pesalakan memiliki lokasi yang paling jauh terpisah dari pusat kegiatan pemerintahan desa. Akses jalan ke lokasi dusun pun harus melewati hutan lebat yang mengelilingi lembah. Sampai di depan area dusun, tim disuguhi pemandangan hijau sawah dan kebun yang sangat luas. Terdapat jurang dalam di wilayah desa yang dimaanfaatkan oleh pemerintah Kabupaten Pemalang sebagai Tempat Pembuangan Akhir (TPA) se-Kabupaten Pemalang selama dua dekade terakhir.

TPA

Penanganan Sampah Terpadu

Tumpukan sampah yang terus menggunung setiap harinya membawa dampak buruk bagi masyarakat sekitar, khususnya warga Dusun Pesalakan. Masyarakat seolah sudah terbiasa dengan pencemaran udara akibat bau sampah yang menyengat. Pemaanfaatan sampah serta pengolahan sampah yang ada sampai saat ini dirasa masih belum optimal. Kondisi ini diperburuk akibat pabrik pengolah sampah plastik berupa pirolisis yang terpasang di TPA belum pernah beroperasi hingga saat ini. Padahal pabrik tersebut merupakan harapan terbesar warga untuk mengurangi dampak polusi yang ditimbulkan oleh sampah-sampah yang terdapat di TPA.

Editor : Dr. Abdul Syakur, ST., MT.