Ini Dia Salah Satu Cara Menanggulangi Bahaya Minyak Jelantah, Mahasiswa KKN UNDIP Mengubah Minyak Jelantah Menjadi Lilin Aromatheraphy
(Mahasiswa KKN Tim II Undip Memberikan Leaflet dan Produk Lilin Aromatheraphy)
Rejomulyo, Semarang Timur (30/7/2022) – Melan Theresia Putri Simanjuntak, seorang mahasiswa Teknologi Pangan dari Universitas Diponegoro, dengan segenap Tim II KKN Universitas Diponegoro 2021/2022 Kelurahan Rejomulyo melaksanakan sosialisasi dengan program “Pengenalan Produk Lilin Aromatheraphy dari Minyak Jelantah sebagai Bentuk Penanggulangan Limbah Minyak Goreng di RW 03 Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang” kepada ibu-ibu rumah tangga. Edukasi ini dilaksanakan di RW 03 Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang pada Jumat (30/7/2022).
Minyak jelantah merupakan salah satu pencemaran lingkungan yang masih dianggap biasa saja oleh kalangan masyarakat terutama masyarakat RW 03 Kelurahan Rejomulyo. Padahal apabila dibiarkan dan dibuang langsung ke saluran air dapat menyebabkan kerusakan ekosistem air. Hal ini dikarenakan minyak jelantah dapat menyumbat saluran air atau drainase sehingga berpotensi menjadi tempat tumbuh kembang bakteri. Minyak jelantah yang dibuang terus-menerus ke saluran air nantinya akan mengalir ke sungai dan bermuara terakhir di laut. Minyak jelantah yang sangat banyak di laut nantinya dapat menyebabkan pencemaran air sehingga tumbuhan yang hidup di dalam ekosistem laut dapat terancam punah. Hal ini dikarenakan, minyak-minyak yang mengapung menghalangi tumbuhan laut berfotosintesis sehingga siklus ekosistem laut terganggu. Minyak jelantah yang dibuang ke dalam saluran air juga dapat menyebabkan pencemaran tanah, hal ini dikarenakan minyak-minyak tersebut akan terserap ke dalam tanah dan mengalami penggumpalan serta menutup pori-pori tanah. Penutupan pori-pori tanah dapat menyebabkan tekstur tanah mengeras dan apabila musim hujan datang, lokasi sekitar dapat berpotensi banjir, dikarenakan tanah tidak dapat menyerap air dengan baik.
Selain berbahaya bagi lingkungan, minyak jelantah juga berbahaya bagi kesehatan. Bahaya pertama adalah minyak jelantah dapat meningkatkan kadar kolesterol. Minyak jelantah mengandung asam lemak jenuh yang tinggi dikarenakan terjadi proses pemanasan terus-menerus sehingga apabila dikonsumsi dapat menyebabkan nilai HDL kolesterol menurun, peningkatan LDL dan total kolesterol. Bahaya kedua adalah minyak jelantah dapat menyebabkan penyakit jantung, hal ini dikarenakan minyak jelantah dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah dikarenakan adanya peningkatan kolesterol. Penyempitan pembuluh darah ini dapat mengancam kesehatan jantung. Bahaya terakhir adalah dapat menyebabkan kanker, dikarenakan minyak jelantah dapat menjadi sumber radikal bebas pemicu pertumbuhan abnormal sel kanker.
Menurut Ibu RW 03 Kelurahan Rejumolyo, kebanyakan ibu-ibu rumah tangga disini menggunakan minyak jelantah dan apabila sudah tidak dapat digunakan kembali maka minyak jelantah tersebut dibuang ke saluran air sekitar rumah. “Biasanya sih, ibu-ibu sekitar sini suka membuang minyak bekas pakai mereka ke saluran air samping rumah atau wastafel mbak.” ujar Ibu RW 03 pada saat pelaksanaan sosialisasi (30/7/2022). “Minyak-minyak nya juga kalau belum hitam-hitam banget yaa masih bisa dipakai sih mbak.” tambah bu Intan salah satu peserta sosialisasi.
Setelah melihat permasalahan ini, Melan Theresia Putri Simanjuntak seorang mahasiswa KKN Tim II Undip ingin mencoba memberikan sosialisasi dan mengenalkan sebuah produk lilin aromatheraphy yang menjadi salah satu tips menanggulangi limbah minyak jelantah. Hal ini dilakukan karena banyaknya bahaya minyak jelantah bagi lingkungan dan kesehatan. Lilin aromatheraphy yang dibuat beraroma lavender sehingga apabila digunakan dapat menenangkan dan meningkatkan suasana perasaan (mood) penggunanya.
(Lilin Aromatheraphy oleh Melan Theresia Putri Simanjuntak)
Edukasi ini dilakukan dengan menjelaskan bahaya minyak jelantah bagi kesehatan dan lingkungan, memperlihatkan video proses pembuatan lilin aromatheraphy, serta memberikan hasil produk akhir kepada ibu-ibu RW 03. “Aroma lilin nya harum ya mbak, saya suka aroma nya,” ujar Ibu Eko salah satu peserta sosialisasi program ini.
(Memberikan Sosisalisasi Pengenalan Lilin Aromatheraphy dari Minyak Jelantah)
(Diskusi dan Tanya Jawab tentang Proses Pembuatan Lilin Aromatheraphy)
Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro 2021/2022 Kelurahan Rejomulyo berharap dengan diberikannya sosialisasi dan pengenalan produk lilin aromatheraphy dari minyak jelantah kepada ibu-ibu masyarakat RW 03 Kelurahan Rejomulyo dapat membuat masyarakat sekalian menjadi tertarik untuk mengolah kembali minyak jelantah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis dan mencoba untuk tidak langsung membuang minyak jelantah tersebut ke saluran air.
Penulis: Melan Theresia Putri Simanjuntak – Teknologi Pangan / Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro
Editor: Dr. Cahya Tri Purnami, S. KM., M. Kes.
Lokasi: Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang, Indonesia.