SAMPAH ORGANIK MEMBLUDAK, MAHASISWA KKN UNDIP KENALKAN METODE KOMPOSTING TAKAKURA KEPADA WARGA DESA SEMAT

Semat, Kabupaten Jepara (03/08/2022) – Berdasarkan data SIPSN (Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional), pada tahun 2021 tercatat bahwa banyaknya timbulan sampah tahunan di Indonesia mencapai 89.963.246,52 ton dimana sampah rumah tangga menjadi sumber penghasil sampah tertinggi dengan persentase mencapai 40,96%. Di antara banyaknya timbulan sampah tersebut, persentase sampah organik terutama sisa makanan menduduki posisi tertinggi komposisi sampah yang dihasilkan di Kabupaten Jepara yaitu sebesar 32,24%. Mempertimbangkan besarnya timbulan sampah tersebut, perlu dilakukan pengurangan dan pengolahan sampah mulai dari sumbernya. Mahasiswa KKN TIM II Universitas Diponegoro 2021/2022 mengadakan edukasi dan pelatihan pembuatan pupuk kompos takakura sebagai alternatif pengurangan timbulan sampah organik rumah tangga yang setiap harinya dihasilkan oleh warga Desa Semat. Keranjang Takakura merupakan inovasi teknologi pengolahan sampah yang tepat guna menggunakan metode pengomposan sampah organik secara aerobik skala rumah tangga yang praktis, sederhana, dengan biaya terjangkau, dan cocok digunakan pada lahan sempit.

Kegiatan pelatihan pembuatan pupuk kompos takakura yang dilaksanakan pada hari Rabu, 3 Agustus 2022 bertempat di rumah Ketua TP PKK Desa Semat dengan melibatkan ibu-ibu PKK Desa Semat, Kader Posyandu, serta Karang Taruna Desa Semat. Proses pembuatan kompos Takakura menggunakan keranjang berlubang yang berfungsi untuk menjaga sirkulasi udara pada kompos dan dilapisi dengan kardus agar mengatur kelembaban kompos serta menjaga kompos tidak keluar dari keranjang. Bahan-bahan yang ada dimasukkan ke dalam keranjang takukara dengan susunan bantal sekam, pupuk kompos, sampah organik, kemudian bantal sekam kembali. Lalu dicampurkan bioaktivator yaitu air cucian beras atau EM-4 dan dilakukan pengadukan agar bahan tercampur dan menunggu hingga 14 hari penguraian sampah oleh bakteri sehingga menjadi pupuk siap pakai.

Kegiatan pembuatan pupuk kompos Takakura ini diawali dengan edukasi terkait pentingnya mengolah sampah mulai dari skala rumah tangga, bagaimana cara pembuatan dan cara kerja dari metode komposting Takakura dengan menggunakan bantuan media leaflet, kemudian kegiatan dilanjut dengan praktik secara langsung oleh mahasiswa dibantu oleh peserta yang hadir. Dibagikan pula pupuk kompos organik yang sudah jadi kepada beberapa peserta pelatihan. Sebagian besar peserta memberikan respon yang positif terhadap inovasi pengolahan sampah yang disampaikan sebagai alternatif solusi permasalahan sampah di Desa Semat. Sepanjang kegiatan edukasi dan pelatihan berlangsung, peserta juga aktif bertanya, menanggapi, serta memperhatikan secara seksama dan turut serta dalam proses pembuatan keranjang Takakura.

“Selama ini sisa sayuran dan sampah-sampah organik lainnya memang belum termanfaatkan dengan baik, langsung dibuang ke TPS saja. Takakura ini menjadi ilmu baru, ternyata cukup mudah untuk mengolah sampah organik.” ujar Ibu Qoniah, Kader Posyandu yang mengikuti kegiatan edukasi dan pelatihan.

Dengan diperkenalkannya metode komposting Takakura diharapkan warga Desa Semat mampu membuat kompos secara mandiri di rumah yang dilakukan secara berkelanjutan sehingga dapat menekan jumlah timbulan sampah domestik yang masuk ke TPA Bandengan, Kabupaten Jepara. Setelah kegiatan pelatihan usai, mahasiswa juga tetap melakukan monitoring terhadap warga yang mencoba turut membuat komposter Takakura.

Penulis : Afriliani Indah Permatasari – Program Studi Teknik Lingkungan
DPL    : Dra. Puji Astuti, M.Si.
Lokasi : Desa Semat, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah