Pandemi belum usai, Kuman infeksius tetap ada! Mahasiswa KKN UNDIP Gelar Pengajaran Pembuatan Handsaniziter dengan Mudah sesuai Standar WHO
Rejomulyo, Semarang, Jawa Tengah (29/7). Pandemi Covid-19 di Indonesia masih berlangsung dan belum diturunkan menjadi status endemi. Menteri Kesehatan menyampaikan arahan dari Presiden Jokowi untuk perketat kembali protokol Kesehatan. Berdasarkan hal tersebut, sebanyak apapun pemerintah menambah kapasitas nakes, fasilitas Kesehatan, oksigen, dan obat-obatan, suplai tidak akan memadai jika masyarakat tidak menjaga diri masing-masing. Perilaku menjaga diri pada masa pandemi seperti menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan dengan air mengalir maupun handsanitizer perlu ditegakkan kembali. Maka dari itu, salah satu mahasiswa KKN UNDIP mengadakan kegiatan pengajaran pembuatan handsanitizer secara mandiri di Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang, beberapa waktu lalu.

Handsanitizer merupakan pilihan alternatif pengganti wastafel air mengalir sebagai media cuci tangan yang secara fleksibel dapat ditempatkan diberbagai tempat. Kegiatan pembuatan handsanitizer ini diikuti pegawai kantor Kelurahan Rejomulyo dan dilaksanakan di kantor kelurahan. Kegiatan ini berupa demonstrasi serta edukasi guna memberi pemahaman dalam pembuatan handsanitizer supaya masyarakat dapat membuat secara mandiri serta membiasakan diri mencuci tangan.
Bahan-bahan yang dipakai merupakan standar yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO) sehingga tervalidasi dan aman. Bahan-bahan tersebut ialah Alkohol 96%, H2O2 3%, Gliserol 98%, dan Aquades. Keempat bahan tersebut dapat diperoleh pada toko kimia dengan harga terjangkau.

Kegiatan berjalan dengan tetap menjaga protokol Kesehatan. Kegiatan diawali dengan persiapan alat dan bahan serta penjelasan mengenai fungsi, manfaat, dan kelebihan kekurangan, serta bagaimana cara menyimpan dengan baik, kemudian dilakukan demonstrasi pembuatan handsanitizer dengan menyampurkan keempat bahan tersebut sesuai volume yang telah ditetapkan serta tetap menggunakan sarung tangan guna antisipasi iritasi bahan kimia.

Pegawai kelurahan menjadi prioritas utama dalam kegiatan ini dengan pertimbangan memiliki pemahaman yang cukup serta menjadi inisiator dan penggerak masyarakat. Kegiatan ini berlangsung selama 2 hari, pada hari pertama (29/7) dilakukan uji coba kemudian pada hari kedua (1/8) dilakukan demonstrasi serta edukasi. Salah satu pegawai kelurahan, Baryani (54) mengaku senang dengan adanya program ini

“Senang sekali dapat tahu bagaimana cara membuat handsanitizer walaupun nama-nama bahan sulit disebut ya, proses pembuatan juga termasuk mudah,” jelasnya
Walaupun dilaksanakan pada sela pekerjaan kelurahan, antusias pegawai kelurahan cukup tinggi. Kegiatan ini dilaksanakan pada pukul 09.00 WIB dan berakhir dengan pengisian refill botol handsanitizer pada ruang pelayanan administrasi.
“saya harap program ini dapat diangkat bersama tim pokja PKK, dan tidak hanya membuat handsanitizer saja seperti sabun cuci tangan lainnya.” harap Baryani, salah satu pegawai kelurahan.

Penulis: Al Ghiffari Muhammad Rayhan (Kedokteran 2019)
Dosen KKN: Dr. Cahya Tri Purnami, S.KM, M.Kes.
Lokasi: Kelurahan Rejomulyo, Semarang Timur.