Guna Menurunkan Kejadian Stunting, Mahasiswi UNDIP Lakukan Edukasi dan Skrining Dini
Mijen, Semarang (6 Agustus 2022). Tim KKN II UNDIP resmi diterjunkan pada 5 Juli 2022 melalui upacara penerjunan langsung ke seluruh wilayah di Indonesia. Salah satu wilayah penerjunan kali ini adalah Kelurahan Wonolopo, Kecamatan Mijen, Kota Semarang. Kegiatan KKN ini akan berlangsung hingga 18 Agustus 2022 mendatang.
Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri dari pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh suatu perguruan tinggi. Kuliah Kerja Nyata atau KKN merupakan salah satu bentuk pelaksanaan kewajiban tersebut dalam hal pengabdian kepada masyarakat. Dengan membawa program kerja yang berlandaskan permasalahan di lapangan langsung, diharapkan kegiatan KKN ini dapat membantu mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat sesuai dengan bidang keilmuan masing-masing mahasiswa.
Setelah dilakukan wawancara singkat bersama ibu-ibu Posyandu setempat, diketahui memang beberapa anak di Kelurahan Wonolopo, Kecamatan Mijen ini mengalami stunting. Selain itu, ada pula permasalahan lain pada orang tua balita yang mengalami stunting. Orang tua yang memiliki anak stunting justru tidak mau lagi berangkat ke Posyandu untuk mengontrol pertumbuhan anaknya. Selain itu, juga diketahui bahwa tidak jarang orang tua balita justru marah kepada petugas Posyandu ketika anaknya dikatakan mengalami stunting. Ditambah lagi beberapa orang tua masih memiliki kebiasaan memberikan makanan pendamping ASI (MPASI) terlalu dini sebelum anak berusia 6 bulan yang tentunya berisiko menyebabkan anak mengalami masalah lain.
Menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), stunting merupakan bagian dari kasus perawakan pendek. Tidak semua balita dengan perawakan pendek adalah stunting. Perawakan pendek sendiri dapat disebabkan oleh kondisi patologis atau non patologis. Sehingga memang perlu dilakukan evaluasi lanjutan setelah dilakukan skrining awal.
Biasanya Puskesmas akan men-screening dan mengatakan seorang balita curiga stunting apabila menurut grafik panjang badan atau tinggi badan per umur berada di bawah -2 standar deviasi atau -3 standar deviasi. Namun, tentunya perlu ditegaskan kembali bahwa hasil pemeriksaan tersebut masih harus dilakukan evaluasi lagi. Agar saat dilakukan pemeriksaan lanjutan oleh dokter spesialis anak tidak memberikan jawaban yang terkesan kontradiksi.
“Dulu itu pernah ada kasus anaknya dikatakan mengalami stunting menurut grafik panjang badan atau tinggi badan menurut umur. Nah, orang tuanya merasa tidak bisa menerima hal tersebut dan kemudian membawa anaknya ke dokter spesialis anak langsung. Sampai sana dokternya mengatakan ini bukan stunting. Kan jadi malu, Mbak”. Ujar Ibu Weni melalui ponsel selaku ketua Posyandu Asoka 1 RT 03 RW 10.
Oleh karena itu, penjelasan terkait alur diagnosis stunting dirasa perlu dijelaskan secara singkat kepada orang tua balita yang dicurigai mengalami stunting.
“Ada juga, Mbak yang pas dikatakan anaknya mengalami stunting malah gak mau dateng lagi ke Posyandu” Ujar Ibu Sukma selaku ketua Posyandu Dahlia 2 RT 02 RW 04 Kelurahan Wonolopo.
“Ada juga yang justru marah-marah sampai kami dari pihak Posyandu harus meminta maaf dan mendatangi rumah yang bersangkutan setelah anaknya dikatakan mengalami stunting” Ujar Ibu Malita selaku ketua Posyandu Dahlia 1.
Berdasarkan permasalah-permasalahan tersebut di atas, tentunya perlu penyuluhan kepada orang tua balita guna mematahkan stigma negatif pada anak yang mengalami stunting. Apabila hal ini terus berlanjut, dikhawatirkan balita yang bersangkutan tidak dapat melakukan tumbuh kejar sesuai dengan usia seharusnya.
Pada tanggal 6 Agustus 2022, Fiina Wafiroh, mahasiswi Kedokteran, Fakultas Kedokteran UNDIP melakukan edukasi terkait stunting, membantu pelaksanaan skrining awal stunting, dan membantu pelaksanaan BIAN atau Bulan Imunisasi Nasional bekerja sama dengan Puskesmas Mijen dan Posyandu-Posyandu terkait. Posyandu yang terlibat antara lain Posyandu Dahlia 1, Posyandu Dahlia 2, Posyandu Asoka 1, dan Posyandu Asoka 2.
Kegiatan edukasi mengenai stunting ini dimulai dengan menjelaskan pengertian, faktor risiko, alur diagnosis, perbedaan perawakan pendek dan stunting, cara membaca grafik panjang badan atau tinggi badan menurut umur di buku KIA, interpretasi hasil dari pembacaan grafik, dan upaya yang dapat dilakukan oleh orang tua. Penyuluhan dilakukan dengan menggunakan slide power point.
Setelah dilakukan edukasi dan penyuluhan, dilakukan pemeriksaan dari wawancara singkat, pengukuran tinggi badan atau panjang badan, pengukuran berat badan, pengukuran lingkar lengan atas, dan pengukuran lingkar kepala. Setelah itu dilakukan rekap hasil dan analisis hasil dari pemeriksaan.
Kemudian, kegiatan dilanjutkan dengan pelaksanaan imunisasi campak dan polio bersama dengan Puskesmas Mijen. Masing-masing anak dilakukan wawancara mengenai riwayat pemberian imunisasi. Kemudian diberikan vitamin dan obat-obatan yang sesuai dengan keadaan anak.
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar. Kegiatan ini sesuai dengan tema KKN kali ini yaitu pemberdayaan masyarakat berbasis SDG’s. Selain itu, program ini juga membantu pelaksanaan program pemerintah yaitu BIAN atau Bulan Imunisasi Anak Nasional
OLEH:
Reporter: Fiina Wafiroh
Editor: Yanuar Yoga Prasetyawan, S.Hum., M.Hum.
Lokasi: Kelurahan Wonolopo, Kecamatan Mijen, Kota Semarang