Ketahui kunci keberhasilan beternak sapi perah!! Mahasiswa KKN UNDIP lakukan Penyuluhan dan pendampingan penataan Rekording Perkawinan Sapi Perah di Dusun Kopeng Krajan untuk meningkatkan produktivitas ternak dan menekan biaya pengeluaran peternak.

PXL-20220720-125150891

Dusun Kopeng Krajan merupakan salah satu dusun di Desa Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang dengan mayoritas warga masyarakatnya berprofesi sebagai peternak rakyat dan petani. Hewan ternak yang dipelihara sebagian besar yaitu sapi perah. Sapi Perah dipilih untuk diternakkan karena menghasilkan susu dalam jumlah yang banyak dan pemeliharaannya tidak terlalu rumit. Alasan lainnya yaitu di daerah Desa Kopeng sudah terdapat beberapa koperasi yang menampung dan membeli susu sapi peternak sehingga tidak kesulitan dalam hal menjual susu. Satu peternak biasanya memiliki 2-10 ekor ternak yang dipelihara dengan rata-rata produksi susu dengan rata-rata 10 liter/ternak/hari.

Sapi perah di Dusun Kopeng Krajan dikawinkan dengan cara inseminasi buatan. Inseminasi buatan (IB) merupakan upaya manusia untuk mengawinkan seekor ternak dengan cara memasukkan sperma ternak jantan ke dalam saluran reproduksi betina menggunakan alat khusus bernama Insemination Gun. Keresahan yang dialami peternak yaitu tingginya tingkat kegagalan IB. Kegagalan IB tersebut menyebabkan berbagai dampak buruk yang meliputi periode laktasi terlalu panjang sehingga produksi susu menurun dan banyaknya biaya yang keluar untuk melakukan IB berulang kali. “Saya punya sapi yang sudah lima kali di IB nggak bunting padahal sapinya sehat dan pakannya juga bagus” ucap pak Tumari, salah satu peternak di Kopeng Krajan.

Whats-App-Image-2022-08-13-at-8-25-52-PM

Faktor yang mempengaruhi keberhasilan IB salah satunya yaitu kondisi berahi ternak ketepatan waktu IB. Waktu yang tepat untuk pelaksanaan Inseminasi Buatan yaitu ketika ternak telah menunjukkan gejala berahi. Akan tetapi, peternak seringkali tidak menyadari jika ternaknya sedang berahi dikarenakan lupa dengan periode perkawinannya. Upaya yang dilakukan untuk meminimalisir kecerobohan tersebut adalah dengan pembuatan recording (catatan) perkawinan ternak. Rekording perkawinan merupakan kegiatan pencatatan terhadap seluruh tindakan atau kejadian perkawinan pada suatu ternak. Rekording digunakan sebagai sumber informasi dan pedoman pengambilan kebijakan peternak terhadap ternak yang dimilikinya.

Kegiatan penyuluhan mengenai definisi dan pentingnya rekording dilakukan di rumah ketua Kelompok Ternak RIAS Dusun Kopeng. Kegiatan pendampingan dilakukan dengan mendatangi rumah- rumah peternak dan mendampingi proses pencatatan (rekording) perkawinan terhadap ternak yang dimilikinya. Kegiatan monitoring dilakukan tiap bulan oleh ketua Kelompok Ternak untuk mengetahui dan mengevaluasi kegiatan rekording perkawinan. Adanya program tersebut, diharapkan dapat memberikan informasi terkait pentingnya rekording perkawinan dan meningkatkan kesadaran masyarakat terkait hal tersebut sehingga mampu dan mau mengaplikasikannya dalam kegiatan beternak agar produktivitas ternaknya optimal.