Limbah Air Cucian Beras Bisa Dijadikan Pupuk Organik, Ini Dia Caranya!

IMG20220728103432

Jatingaleh, Semarang (13/08/2022) Wilayah RW 08 Kelurahan Jatingaleh merupakan kampung proklim sekaligus warganya merupakan Kelompok Tani dimana warganya masih menggunakan pupuk kimia dalam kegiatan pertaniannya. Seperti yang kita ketahui jika dilakukan secara berlebihan, penggunaan pupuk kimia bisa menimbulkan dampak yang justru merusak kesuburan tanah itu sendiri dan bukan menjadikannya subur. Dalam jangka pendek, pupuk kimia memang mampu mempercepat masa tanam karena kandungan haranya bisa diserap langsung oleh tanah, namun di sisi lain dalam jangka panjang justru akan menimbulkan dampak yang negatif.
Pada umumnya tanaman tidak bisa menyerap 100% pupuk kimia. Selalu akan ada residua atau sisanya. Sisa-sisa pupuk kimia yang tertinggal di dalam tanah ini, bila terkena air akan mengikat tanah seperti lem/semen. Setelah kering, tanah akan lengket satu dengan lain (alias tidak gembur lagi), dan keras.
Selain keras, tanah juga menjadi masam. Kondisi ini membuat organisme-organisme pembentuk unsur hara (organisme penyubur tanah) menjadi mati atau berkurang populasinya. Beberapa binatang yang menggemburkan tanah seperti cacing tidak mampu hidup di kawasan tersebut dan kehilangan unsur alamiahnya. Bila ini terjadi, maka tanah tidak bisa menyediakan makanan secara mandiri lagi, dan akhirnya menjadi sangat tergantung pada pupuk tambahan, khususnya pupuk kimia.

Melalui kegiatan KKN di Kelurahan Jatingaleh, mahasiswa KKN Tim II Undip mengambil langkah untuk melakukan pelatihan pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) yang dibuat dari limbah air cucian beras yang mudah diperoleh dan setiap hari dihasilkan di setiap rumah tangga dan tidak termanfaatkan. Air cucian beras sendiri mengandung banyak nutrisi diantaranya adalah 80% vitamin B1, 70% vitamin B3, 90 % vitamin B6, 50% mangan, 50% fosfor, 60% zat besi. Penggunaan POC ini tidak memiliki efek samping, karena menggunakan bahan alami yang memang diperlukan oleh tumnuhan dan tidak merusak struktu maupun fisik tanah.

Kegiatan dilaksanakan pada 28 Juli 2022 di rumah ketua RW 08 dengan mengundang warga sekaligus Kelompok Tani di RW 08 serta didampingi langsung oleh ketua RW 08 Kelurahan Jatingaleh.
Adapun cara pembuatannya yang cukup sederhana, yaitu:
1. Air cucian beras (cucian pertama) dimasukkan ke dalam wadah
2. Tambahkan EM4 dan tetes tebu/air gula ke dalam wadah dengan perbandingan air cucian beras : EM4 : tetes tebu/air gula (100 : 1 :1) setelah itu aduk hingga merata.
3. Setelah tercampur, campuran dipindahkan ke wadah yang lebih tertutup/jerigen dan diamkan hingga ±seminggu
4. Setelah seminggu pastikan bau tercium bau tape (fermentasi) dan timbul spora/jamur
5. Pupuk siap digunakan dengan dosis 250 mL untuk 1 liter air

Mahasiswa sangat mengapresiasi antusiasme para peserta yang hadir dengan banyaknya pertanyaan yang dilontarkan. Dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan peserta RW 08 Kelurahan Jatingaleh memahami cara membuat POC di rumah sehingga dapat mengurangi limbah rumah tangga yang dihasilkan.

Penulis : Aditia Fadhil Hanan Permata
Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Matematika
DPL : Farid Agushybana, SKM, DEA, Ph.D.
Lokasi : Kelurahan Jatingaleh, Kecamatan Candisari, Kota Semarang