Antibiotik Menyebabkan Kematian? Ini Dia Faktanya!
Semarang (08/08/2022) – Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Hingga tahun 2019 diperkirakan terdapat 1.27 juta kematian akibat resistensi antibiotik, lebih tinggi dibandingkan kematian akibat HIV/AIDS atau penyakit malaria. Resistensi antibiotik terjadi saat bakteri kebal atau menolak efek dari obat, sehingga penyakit sulit untuk diobati.
Penggunaan antibiotik yang salah menjadi penyebab terjadinya resistensi antibiotik. Contoh penggunaan yang salah seperti membeli antibiotik tanpa resep dokter, menggunakan antibiotik untuk segala jenis penyakit, dan lalai dalam menuntaskan terapi antibiotik (tidak dihabiskan).
Resistensi antibiotik dapat dihindari dengan mengikuti 4 langkah penggunaan antibiotik yang benar sebagai berikut:
1. Tepat pengobatan. Antibiotik harus dipilih secara tepat sesuai bakteri yang menginfeksi.
2. Tepat dosis. Selalu habiskan dosis antibiotik yang diberikan, bahkan jika tubuh terasa sudah lebih baik.
3. Tepat cara penggunaan. Antibiotik harus diminum tepat pada waktunya. Jika lupa, segera lah minum saat mengingatnya, kemudian lanjutkan obat berikutnya sesuai jadwal.
4. Tepat lama penggunaan. Jangka waktu pengobatan sangat penting karena setiap bakteri memiliki lama waktu pengobatan yang berbeda.
Sehubungan dengan bahaya resistensi antibiotik, Jeni Elistiati Artha Sitanggang selaku mahasiswi S1 Farmasi UNDIP menyelenggarakan kegiatan edukasi dengan judul “Pendampingan Penggunaan Antibiotik yang Benar untuk Menghindari Resistensi,” kepada anggota PKK RW 06 di Kelurahan Candi, Kecamatan Candisari, Kota Semarang.
Kegiatan edukasi ini berjalan lancar dan mendapat perhatian dari Ibu-Ibu PKK RW 6 Kelurahan Candi. Dalam kegiatan tersebut, anggota PKK juga mendapatkan video edukasi yang dapat diakses kapanpun dan dimanapun. Video edukasi ini dapat diakses oleh seluruh kalangan masyarakat. Harapannya dengan program ini, tingkat kepedulian masyarakat terhadap penggunaan antibiotik yang benar dapat meningkat dan ilmu yang diterima dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan edukasi ini ditutup dengan tanya-jawab singkat dan sesi foto bersama.
“Wah terimakasih, saya jadi paham cara minum antibiotik yang benar. Selama ini saya suka berhenti minum antibiotik kalau badan terasa sudah sehat, ternyata tidak boleh ya.” ungkap ibu Tresna selaku ketua RW 06 Kelurahan Candi sekaligus peserta kegiatan edukasi.
Antibiotik harus diminum taat setiap waktu sesuai dengan dosis dan jangka waktu yang ditentukan. Antibiotik wajib diminum hingga habis. Ketaatan pasien dalam meminum obat sangat menentukan keberhasilan terapi.
Penulis : Jeni Elistiati Artha Sitanggang, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
Editor : Hendrik A.S
Lokasi KKN : Kelurahan Candi, Kecamatan Candisari, Kota Semarang