Kebanjiran Fakta! Kini Preservasi Daging Ikan Lele Bisa Menggunakan Biopestisida, Bagaimana Caranya?
Kataan, Temanggung (29/07) Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Univeritas Diponegoro 2021/2022 telah melaksanakan program monodisiplin berupa aplikasi asap cair grade 2 untuk preservasi daging ikan lele kepada Bapak Agus Mawardi selaku salah satu anggota UMKM Ngudi Makmur 1 yang berada di Dusun Nglarug, Desa Kataan, Kabupaten Temanggung.
“Iya, mas. Saya kurang suka jika daging ikan lele disimpan kedalam kulkas, lebih suka jika diletakkan di ruangan yang terbuka”, ucap Bapak Agus Mawardi pada Rabu (06/07). Sesuai dengan tema KKN ini yaitu “Pengembangan Produksi Biofertilizer Dan Biopestisida Di Desa Kataan, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung”, maka dibentuklah program ini yang bertujuan untuk Mengedukasi warga desa kataan tentang manfaat asap cair yang diaplikasikan dalam bidang makanan, Meningkatkan ketahanan pangan warga desa kataan khususnya pada konsumsi protein hewani, dan Mengetahui cara penyimpanan yang tepat untuk preservasi daging ikan lele agar didapatkan durasi ketahanan yang lebih lama. Di samping itu juga dikuatkan dengan pendapat Bapak Agus Mawardi yang mengatakan bahwa masyarakat desa kataan mayoritas mengkonsumsi ikan lele sebagai sumber protein hewani.
Dilansir dari Wikipedia, Asap Cair merupakan suatu hasil kondensasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran secara langsung maupun tidak langsung dari bahan-bahan yang banyak mengandung lignin, selulosa, hemiselulosa serta senyawa karbon lainnya. Pada produk ini, bahan utama yang digunakan yaitu tempurung kelapa. Kegunaan Asap Cair selain sebagai biopestisida ternyata dapat digunakan dalam sektor lainnya tergantung pada masing-masing grade.
Asap Cair terbagi menjadi beberapa grade, antara lain grade 3 untuk pengawet kayu dan penekan bau ammonia pada peternakan dengan karakteristik larutan berwarna coklat gelap, grade 2 untuk insektisida, fungisida, penangkap patogen, serta pada makanan non-saji dengan karakteristik larutan berbau asam dan berwarna kuning kecoklatan, dan grade 1 yang digunakan pada makanan siap saji dengan karakteristik larutan berwarna bening.
Mekanisme preservasi daging dengan asap cair dapat dilakukan sebagai berikut, pertama mencuci daging hingga bersih dengan air yang mengalir tujuannya yaitu agar steril dari kotoran yang menempel pada daging yang nantinya akan mengganggu dalam proses preservasi daging, kemudian asap cair dapat diaplikasikan secara langsung dengan mengoleskan ke seluruh bagian daging maupun dengan metode perendaman dalam larutan campuran pada konsentrasi tertentu, untuk komposisi perbandingan asap cair dengan air dapat digunakan 1 : 3, selanjutnya daging tersebut disimpan pada wadah penyimpanan yang tertutup dan tidak terkena paparan sinar matahari agar mendapatkan masa penyimpanan yang bertahan lama. Diketahui memiliki masa simpan dari 3 hari hingga 8 hari.
Penulis : Septian Azamudin Ahsan – S1 Kimia
Dosen Pembimbing : Dr. Dra. Susiana Purwantisari, M.Si