PENTINGNYA MEMILIKI PENGETAHUAN MENGENAI STUNTING!

Ungaran Timur, Kabupaten Semarang (14/08/2022), Stunting adalah keadaan gagal tumbuh yang terjadi pada anak balita. Pemicu terjadinya dan berkembangnya stunting beragam, salah satu pemicunya adalah kekurangan gizi kronis yang memberi dampak pada tinggi badan sang anak dan panjang tubuhnya terlalu pendek. Pemicu lain yaitu munculnya stunting di antaranya adalah pelayanan kesehatan yang terbatas, serta pembelajaran dini yang berkualitas. Selain itu, pemicu lainnya juga minimnya akses air bersih, sanitasi, dan makanan bergizi. Stunting dimulai saat bayi berusia 2 tahun, meskipun malnutrisi terjadi sejak dalam kandungan dan awal setelah lahir. Keterlambatan perkembangan dapat diidentifikasi oleh beberapa ciri, seperti pubertas yang tertunda pada anak-anak, terlihat lebih muda dari usia mereka, pertumbuhan gigi yang tertunda, kinerja yang buruk pada tes konsentrasi dan pembelajaran dan memori, dan anak-anak menjadi lebih tenang pada usia 8-10. Stunting dapat berdampak negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Efek buruk jangka pendek dari stunting adalah peningkatan angka kematian, bahasa yang kurang optimal, perkembangan kognitif dan motorik pada anak, dan peningkatan biaya kesehatan. Dan efek jangka panjangnya adalah risiko obesitas dan penyakit lain yang lebih tinggi, kesehatan reproduksi yang menurun, dan postur tubuh orang dewasa yang lebih pendek daripada teman sebayanya. Minimnya pengetahuan dan latar belakang pendidikan orang tua anak usia dini menjadi pemicu kurangnya kesadaran orang tua akan bahaya keterlambatan tumbuh kembang anak.

Berawal dari permasalahan tersebut, mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro tahun ajaran 2021/2022 proaktif diberikan pembekalan tentang bahaya stunting pada anak yang harus diperhatikan. Sesi informasi tentang pengenalan, penyebab dan pencegahan stunting dilaksanakan pada hari Rabu 20 Juli 2022 di rumah kader posyandu di Posyandu Desa Kaligawe. Sasaran atau target utama untuk laporan ini adalah orang tua yang memiliki anak kecil.

Pembekalan terjadi antara kelompok tes anak-anak. Mahasiswa membimbing orang tua yang telah menyelesaikan urusan posyandu anaknya, lalu membentuk diskusi kelompok. Pembahasan yang dibahas meliputi definisi, distribusi, karakteristik, efek samping, dan pencegahan keterlambatan perkembangan. Upaya pembekalan yang ditawarkan tidak berhenti di situ, mahasiswa juga membagikan pamflet untuk memberikan orang tua pengetahuan tentang keterlambatan perkembangan. Sebagai bentuk implementasi untuk mencegah stunting, mahasiswa juga membagikan susu kepada anak-anak dengan memperhatikan persyaratan usia konsumen dan jenis susu yang baik. Pengadaan proyek ini mendapat respon positif dari kader posyandu dan orang tua anak balita yang datang ke posyandu. Selain berfokus pada proyek pembekalan, mahasiswa secara aktif membantu orangtua dalam menyelesaikan tahap pelayanan posyandu, sehingga mereka dapat melihat secara langsung kualitas pertumbuhan dan perkembangan anak-anak di Desa Kaligawe.

Dari kegiatan program kerja ini, mahasiswa KKN Tim II UNDIP berharap masyarakat lingkungan Kaligawe semakin antusias dan berjaga-jaga agar terjauhkan dari bahaya stunting. Selain itu, diharapkan masyarakat Kaligawe dapat lebih memperhatikan gizi yang akan dikonsumsi seperti meminum susu dengan protein baik.

Penulis: Olivia Benadita Br.Tinjak
DPL: Damar Nurwahyu Bima
Lokasi KKN: Lingkungan Kaligawe, Kelurahan Susukan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.