Gencar Cegah Stunting, Mahasiswa KKN Undip Optimalkan Penggunaan Kartu Menuju Sehat di Posyandu

Salatiga (12/08/2022) – Stunting masih menjadi salah satu fokus utama penanganan masalah kesehatan di Indonesia. Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan pada tahun 2021 melaporkan prevalensi balita stunting di Indonesia mencapai 24,4%. Angka tersebut masih melampaui batas 20% yang ditoleransi oleh WHO. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 pun menargetkan penurunan prevalensi balita stunting menjadi 14% pada tahun 2024. Untuk mencapai target tersebut, diperlukan intervensi dari berbagai pihak, baik dari sektor kesehatan maupun nonkesehatan.

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi dalam jangka panjang (kronik). Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya asupan gizi atau penyakit berulang pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK), yakni sejak janin hingga usia dua tahun. Stunting ditandai dengan tinggi badan yang berada di bawah rata-rata anak seusianya.

Dalam jangka pendek, stunting akan menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif anak. Dampak tersebut akan menjadi lebih mencolok dalam jangka panjang, ditandai dengan kemampuan intelektual yang kurang optimal dan meningkatnya risiko penyakit tidak menular. Hal ini berkontribusi pada rendahnya kualitas sumber daya manusia di masa mendatang.

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II Undip 2022 dari Program Studi S-1 Kedokteran, R. Daniel Valentino Chrismara, bekerja sama dengan kader Posyandu Teratai IV RW 04 Kelurahan Kauman Kidul dalam menyelenggarakan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Balita pada Jumat, 12 Agustus 2022. Kegiatan Posyandu Balita meliputi pengukuran antropometri (berat badan, panjang atau tinggi badan, dan lingkar kepala anak) serta tindak lanjut kepada pengasuh. Pada Posyandu kali ini, juga dilakukan suplementasi vitamin A bagi bayi berusia 6-11 bulan (kapsul biru) dan balita berusia 12-59 bulan yang rutin dilakukan setiap bulan Februari dan Agustus.

Kader Posyandu melalukan pemantauan tumbuh kembang balita setiap bulannya. “Kami selalu memantau gizi semua balita setiap ada Posyandu. Orang tua (balita dengan gizi kurang atau buruk) juga sudah tahu tentang (status gizi) anaknya,” ujar Nita, Koordinator Posyandu Teratai IV RW 04 Kelurahan Kauman Kidul. Untuk mengoptimalkan pemantauan status gizi balita, mahasiswa KKN melakukan pelatihan dan penyegaran pengetahuan kepada seluruh kader yang hadir untuk mengisi Kartu Menuju Sehat (KMS). Kartu yang terintegrasi dengan Buku KIA ini memuat garis pertumbuhan balita berdasarkan berat badan menurut umur dan jenis kelamin. Dari KMS tersebut, dapat dilihat kecukupan peningkatan berat badan seorang balita dibandingkan dengan balita seusianya.

Setelah didokumentasikan pada Buku KIA, grafik berat badan akan diplotkan pada kurva dan dibandingkan dengan garis pertumbuhan untuk menentukan status pertumbuhannya. Berat badan dikatakan “Naik (N)” apabila grafik berat badan mengikuti garis pertumbuhan atau cenderung memotong garis pertumbuhan di atasnya, sedangkan dikatakan “Tidak Naik (T)” apabila grafik berat badan mendatar atau menurun sehingga cenderung memotong garis pertumbuhan di bawahnya. Apabila statusnya adalah “T”, kader akan memberikan tindak lanjut untuk mengatasi gangguan pertumbuhan sesuai dengan kemungkinan penyebabnya. Dengan demikian, gangguan pertumbuhan balita dapat dideteksi sejak dini sehingga dapat dilakukan intervensi dengan segera untuk mengembalikan laju pertumbuhan yang optimal.

Penulis: R. Daniel Valentino Chrismara
DPL: Ir. Sulistyo, M.T., Ph.D
Lokasi: Kelurahan Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga