Melek Bahasa Inggris, Upaya Pengubgredan Desa Lerep Menjadi Desa Wisata Era Milenial
Desa Lerep, merupakan salah satu desa di Kabupaten Semarang dengan berbagai potensi di berbagai bidangnya. Terletak di dataran tinggi, keindahan alam serta budayanya memungkinkan desa ini untuk berkembang tidak hanya sebagai desa biasa, melainkan sebagai desa wisata. Berbagai jenis pilihan pariwisata dapat kita nikmati, dari mulai wisata alam, wisata budaya, wisata kuliner hingga wisata pengetahuan dapat kita temukan di sini. Sayangnya, potensi potensi ini kurang dibarengi dengan promosi yang luas. Sebenarnya dalam era globalisasi saat ini, saat dunia seperti tanpa tembok penghalang, dengan kemudahan teknologi informasi yang sudah sangat bisa kita manfaatkan, peluang desa ini untuk menjadi desa wisata berskala besar hingga ke manca negara, bukanlah suatu hal yang tidak mungkin. Akan tetapi, jangkauan besar suatu usaha atau hiburan juga perlu dibarengi dengan kemudahan pertukaran informasi, dan Bahasa merupakan salah satu komponen penting dalam hal ini. Bahasa Inggris sendiri di era milenial ini, menjadi bahasa utama yang digunakan dalam media industry. Selain itu, Bahasa Inggris menjadi bahasa Internasional yang digunakan sebanyak 400 juta orang di dunia. Maka dari itu, untuk mewujudkan desa wisata era milenial, kecakapan Bahasa Inggris warga lokal diperlukan untuk menciptakan sebuah desa wisata ramah turis asing. Dalam upaya mewujudkannya, salah satu program KKN kali ini, merealisasikan sebuah program yang kita sebut sebagai “Melek Inggris”
https://ibb.co/0sN0QCZ
Dengan rata-rata penduduk di Desa Lerep, terutama pada generasi ‘milenial’ nya, kecakapan Bahasa Inggris nampaknya masih sangat kurang dan kesadaran akan pentingnya Bahasa Inggris masih sangat minim. Melalui program ini, masyarakat diwadahi edukasi serta pelatihan Bahasa Inggris dasar guna memenuhi ‘tuntutan perkembangan zaman’ dimana pada era ini, komunikasi dengan bahasa asing, sangatlah penting. Dengan harapan setelah direalisasikannya program melek Inggris ini, masyarakat awam yang tadinya ‘buta Inggris’ setidaknya memiliki kemampuan atau gambaran Bahasa Inggris dasar, sebagai bekal apabila di masa mendatang, Desa Wisata Lerep dapat merambah promosinya hingga manca negara, dan turis asing datang berkunjung, masyarakat diharapkan dapat membangun komunikasi yang baik dengan kearifan lokalnya pada turis asing dengan Bahasa Inggris. Paling tidak mereka bisa berinteraksi apabila turis menanyakan pertanyaan sederhana seperti “dimanakah toiliet” atau meminta petunjuk arah. Lebih besar dari pada itu, program Melek Inggris ini juga bisa digunakan sebagai jalan masyarakat untuk memulai promosi yang lebih besar melalui platform media sosial atau internet dengan menggunakan Bahasa Inggris – Indonesia untuk memperkenalkan desa wisata ini.