Bincang Seru bersama UMKM Omah Toga Terkait Stabilitas Pewarna Alami pada Tanaman Obat Keluarga
Banyuanyar, Boyolali (15/08) – Pewarna alami terdapat pada hampir semua tanaman, termasuk tanaman obat keluarga. UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) Omah Toga Desa Banyuanyar memanfaatkannya dalam pembuatan olahan berupa stik Toga dan bolu bunga telang. Olahan ini menonjolkan warna yang bervariasi seperti stik wortel, stik bunga telang, stik adas dan lain-lain. Namun dalam penggolahannya, seringkali gagal atau tidak muncul warna dari tumbuhan yang diekstrak sehingga dalam pengolahannya ditambahkan pewarna buatan agar menghasilkan stik yang berwarna menarik.
Menurut BPOM, pewarna alami adalah bahan tambahan pangan yang dibuat melalui proses ekstraksi, isolasi, atau derivatisasi dari tumbuhan, hewan, mineral, atau sumber alami lain. Dalam pengaplikasiannya, pewarna alami kurang stabil dibandingkan dengan pewarna sintesis. Berdasarkan survei yang telah dilakukan, ibu-ibu UMKM Omah Toga memanfaatkan tanaman obat dengan pengolahan digoreng pada suhu tinggi. Hal ini dikhawatirkan dapat merusak senyawa aktif dan menghilangkan khasiat dari tanaman obat tersebut.
Berdasarkan permasalahan tersebut, mahasiswa berinisiatif untuk mengedukasi KWT Omah Toga terkait stabilitas pewarna alami tanpa merusak kandungan senyawa aktif termasuk zat warna pada tanaman obat itu sendiri. Sehingga nantinya dapat menambah wawasan ibu-ibu KWT Omah Toga dan dapat diaplikasikan pada pembuatan produk selanjutnya.
Program kerja ini dilaksanakan pada tanggal 20 Juli 2022 di bawah bimbingan Ibu Dr. Ana Silviana, S.H., M.Hum. Program kerja ini mendapat antusias dari Ibu-ibu KWT Omah Toga Desa Banyuanyar yang berjumlah 6 orang. Diskusi diawali dengan pembagian leaflet, dilanjut dengan pemaparan tentang jenis-jenis pewarna alami pada tumbuhan, penjelasan faktor-faktor stabilitas pewarna alami, tanya jawab, diskusi contoh pengolahan produk yang memerhatikan stabilitas zat warna, dan pelatihan ekstraksi pewarna alami. Selama diskusi dilakukan, terjadi tukar pendapat berdasarkan kendala di lapangan yang dialami ibu-ibu selama mengolah produk toga. Seperti contohnya diskusi terkait pembuatan bolu telang yang warnanya tidak merata dan memudar dari ungu menjadi hijau dan penyebab hal tersebut dapat terjadi. Ketua UMKM Omah Toga, Ibu Lina menyatakan bahwa dengan adanya diskusi ini dapat menambah wawasan bagi kader UMKM Omah Toga terkait zat warna pada tanaman Toga.
Dengan adanya program kerja ini, diharapkan dapat menambah wawasan ibu-ibu KWT Omah Toga secara khususnya terkait stabilitas pewarna alami. Sehingga dapat menerapkan perlakuan yang benar dalam mengolah pewarna alami dan dapat mengembangkan variasi olahan toga yang ada di Omah Toga Desa Banyuanyar.
Penulis : Ari Setyorini, Fakultas Sains dan Matematika, 24030119130078, Tim II KKN Universitas Diponegoro Tahun 2022
Editor : Dr. Ana Silviana, S.H., M Hum