PENIPUAN MERAJALELA, PENCERDASAN PERLINDUNGAN DATA PRIBADI HARUS DIGENCARKAN
Tulung, Klaten (13/8/2022) – Pada era perkembangan teknologi yang pesat, masyarakat dapat dengan mudah memperoleh informasi dan berkomunikasi satu sama lain. Masyarakat mulai banyak belajar dan beradaptasi dengan dunia yang hampir segala halnya bergantung pada gadget. Mereka mulai memanfaatkan teknologi tersebut untuk mempromosikan produk, membuat konten hiburan, menyebarkan kejadian di suatu daerah, bahkan melakukan pembayaran belanja.
Di tengah-tengah kegunaan teknologi yang begitu besar bagi kehidupan, bermunculan pula para oknum tak bertanggung jawab. Para oknum tersebut mulai menggali data pribadi para pengguna internet dengan kemampuan IT mereka untuk melakukan hacking akun atau bahkan mencuri data tersebut. Kejahatan cyber semakin merajalela dengan berbagai modus dan trik yang dilakukan.
Oleh karena itu, diadakan pencerdasan perlindungan data pribadi oleh mahasiswa statistika Universitas Diponegoro, Afifah Nurul Farikha dalam PKK RT 16 Dukuh Gedong, Desa Gedongjetis, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten pada Jumat (5/08). Pencerdasan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga data pribadi. Masyarakat harus lebih pintar dan berhati-hati dengan tawaran atau permintaan yang mengharuskan menunjukkan data pribadi. Data merupakan harta yang mahal, bahkan bisa dibilang jauh lebih mahal daripada minyak bumi.
Gambar 1. Sosialisasi Perlindungan Data Pribadi
(Sumber: Foto Pribadi)
Gambar 2. Peserta Memerhatikan Sosialisasi dengan Seksama
(Sumber: Foto Pribadi)
Dalam sosialisai tersebut, ditunjukkan macam-macam data pribadi yaitu NIK diri, nomor KK dan NIK keluarga, nomor HP, alamat lengkap, data-data keuangan dan perbankan, password akun media sosial, dan data-data kesehatan seperti data cacat fisik & penyakit serta data BPJS. Nurul menyampaikan pula contoh-contoh risiko dari tersebarnya data pribadi yang terjadi di sekitar kita. Beberapa risiko tersebut antara lain:
Gambar 3. Cover Booklet “Sensus, Susenas & Perlindungan Data Pribadi” (Sumber: Foto Pribadi)
1. Mendapat teror dari orang yang tidak dikenal
Penggunaan aplikasi-aplikasi menyebabkan tersebarnya kontak pribadi dengan mudah. Hal tersebut menyebabkan orang lain bisa melakukan teror pada kita, biasanya mereka meneror kita dengan beberapa tujuan seperti melakukan penipuan, menawarkan pinjaman online, dan sebagainya.
2. Lepas tangan dari para pengelola data
Data yang kita masukkan untuk pendaftaran akun pada beberapa aplikasi memiliki risiko kebocoran. Beberapa waktu lalu, terjadi peristiwa kebocoran data pelanggan sebuah aplikasi, ketika pengelola aplikasi dimintai keterangan dan pertanggungjawaban, justru mereka lepas tangan dan merasa bahwa yang terjadi bukan disebabkan kesalahan dari pengelola. Maka risiko dari kebocoran data akan dihadapi oleh para customer dan bahayanya jika data tersebut digunakan oleh para oknum untuk melakukan penipuan.
3. Penipuan
Akibat dari tersebarnya data pribadi adalah semakin merajalela penipuan. Beragam trik penipuan mulai ditemui, seperti mengirim pesan berhadiah, mengirim pesan dengan berpura-pura menjadi kerabat, dan lainnya. Penipuan dapat merugikan kita secara materil maupun nonmateril.
4. Penagihan pinjaman online
Muncul beberapa kasus penagihan pinjaman online secara dadakan, padahal tidak pernah dilakukan transaksi pinjaman online. Hal ini bisa terjadi karena sudah tersebarnya data diri kita seperti NIK dan kontak pribadi, sehingga bisa menjadi peluang untuk melakukan kejahatan berupa pengajuan pinjaman online dengan mengatasnamakan orang lain.
Ibu-ibu PKK memerhatikan dengan seksama, salah satunya Ibu Umi Fathonah, menyampaikan kesan “Sosialisasinya menarik mbak, banyak penipuan kayak gitu sekarang. Alhamdulillah yang awam-awam jadi lebih ngerti”. Sosialisasi ditutup dengan sesi tanya jawab, beragam pertanyaan muncul, salah satu anggota PKK di sana menyampaikan pertanyaan paling berkesan “Mbak nanti kalau ada petugas Sensus, Susenas itu, tenyata mereka nipu gimana? Gimana melihatnya biar kita tahu dia gak nipu?”.
Modus dan trik penipuan sekarang banyak bermunculan, terkadang masyarakat belum menyadari bahwa data pribadi adalah bagian dari harta yang berharga, sebab tersebarnya data pribadi dapat mengakibatkan hilangnya uang hingga tabungan.
Penulis : Afifah Nurul Farikha – Statistika, Fakultas Sains dan Matematika
KKN UNDIP TIM II 2021/2022
Editor : Dr. Ana Silviana, S.H,. M.Hum.