Fadyaz Pugu Wijaya Lakukan Analisis Tata Guna Lahan Sebagai Bentuk Tanggap Bencana Tanah Longsor di Desa Kebonlegi
Kebonlegi (13/08/22) – Fadyaz Pugu Wijaya, seorang mahasiswa jurusan Teknik Geologi Universitas Diponegoro yang sedang melakukan kegiatan KKN di Desa Kebonlegi mengatakan bahwa di desa ini sangat mungkin terjadi longosor di saat musim penghujan. Oleh karena itu dia berinisiatif melakukan pengamatan tata guna lahan di desa tersebut dalam kurun waktu satu tahun terkahir dengan menggunakan data citra satelit Landsat 8 yang disediakan oleh website USGS Amerika. Menurutnya tata guna lahan sangat mempengaruhi terjadinya longsor sebab tata guna lahan berpengaruh terhadap beban diatas tanah dan bantuan dan juga dapat menjadi penyebab terjadinya penyempitan area resapan air.
Peta Tata Guna Lahan Desa Kebonlegi untuk 1 tahun terakhir (2021-2022)
Berdasarkan hasil pengolahan data yang ia lakukan dapat dilihat pada gambar peta di atas, memang pada desa ini didominasi dengan area perkebunan. Area perkebunan di desa ini adalah perkebunan tanaman tidak tetap, atau musiman dengan luas mencapai 114,4 hektar. Menurutnya tata guna lahan perkebunan memiliki potensi menengah untuk terjadi longsor, hal ini karena warga desa juga sudah melakukan sistem terasering untuk mengurangi laju erosi. Sebagian area desa ini juga diisi dengan hutan heterogen dengan luas 89,81 hektar. Area hutan adalah area dengan tingkat kerawanan paling rendah sebab daerah resapan air yang tinggi.
Sosialisasi kepada warga desa dilakukan guna memberi pemahaman akan resiko bencan longsor di Desa Kebonlegi
Pada 30 Juli 2022 Fadyaz Pugu Wijaya melakukan sosialisasi mengenai bencan tanah longsor bersama keempat teman sejurusannya guna memberikan pemahaman kepada warga desa mengenai bahaya tanah longsor di desa Kebonlegi. Ia juga memberikan saran dan rekomendasi yang dapat dilakukan di desa ini.