SIAP MEMBOOMINGKAN PRODUK LOKAL GULA JAHE KE KANCAH DUNIA INTERNASIONAL LEWAT PODCAST, PRODUK DARI DESA?? SIAPA TAKUT !!

Whats-App-Image-2022-08-15-at-9-36-59-PM-1

BANYUBIRU (18/7) – Jahe menjadi salah satu rempah-rempah yang naik pamornya saat pandemi. Lantaran jahe dipercaya dapat meningkatkan daya tahan tubuh jika dipadukan dengan rempah lainnya. Selain jadi bumbu masak, biasanya jahe hanya dikonsumsi bersama rempah lain seperti temulawak, kunyit dan lainnya dalam bentuk minuman herbal atau jamu.
Jahe merupakan salah satu rempah yang sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Dari situlah kemudian muncul ide untuk meluncurkan produk baru berupa Gula Jahe. Gula jahe merupakan sebuah produk yang menjadi salah satu strategi yang diperlukan dalam menjalani persaingan dalam dunia Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Kemasan bahkan bisa menjadi nilai tambah produk yang dihasilkan.
Pada podcast kali ini kami membrandingkan bagaimana produk gula jahe ini diproduksi dari caranya yang sangat tradisional maupun dalam proses pemasaran.
“Rencananya sih kami akan ajukan pemasaran gula jahe ini di akun shopee, biar lebih hits dan dikenal masyarakat” – tutur Lutfia
Satu bungkus Gula Jahe dapat dikonsumsi 10 kali minum. Jahe yang digunakan adalah Jahe Enprit pilihan. Gula Jahe yang kami promosikan ini merupakan kombinasi dari jahe emprit dan gula kelapa pilihan. Pemilik produk mengklaim bahan baku yang digunakan alami tanpa pengawet dan pemanis buatan, serta praktis karena sudah terdapat gula pilihan didalamnya.
Untuk menggaet konsumen milenial, Ega menyarankan agar olahan Jahe bisa di buat Varian lainnya dengan bahan yang digemari anak muda. “Jika ingin produknya disukai oleh anak muda harus dilakukan riset untuk menggabungkan gula jahe dengan produk pelengkap yang disukai kaum millenial,” jelas Lutfia.
Source : http://repository.unpas.ac.id/27941/
-Lutfia Rahmawati