Kenalkan Pupuk Organik, Mahasiswa KKN TIM II UNDIP Ajarkan Pembuatan Pupuk Bokashi Kepada Kelompok Tani “Lestari” Desa Tamanrejo

1660543591494

Limbangan, Kendal (14/08/2022) – Mahasiswa KKN TIM II Universitas Diponegoro 2021/2022 praktikkan pembuatan pupuk organik “Bokashi” berbahan dasar limbah rumah tangga bersama Kelompok Tani Lestari Desa Tamanrejo Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal.
Rumah tangga di Indonesia tercatat sebagai penyumbang sampah terbesar yaitu 75% dari total volume sampah. Pengeloaan sampah organik rumah tangga menjadi “Pupuk Bokashi” merupakan upaya untuk mengurangi pencemaran lingkungan serta untuk mendapatkan pupuk organik yang kaya akan sumber hayati.
Pupuk Bahan Organik Kaya Akan Sumber Hayati (Bokashi) adalah pupuk organik yang dihasilkan dari fermentasi bahan-bahan organik semisal kompos dan pupuk kandang dengan memanfaatkan bantuan mikroorganisme pengurai. Selain untuk menekan jumlah sampah rumah tangga, penggunaan pupuk bokashi juga merupakan upaya dalam mewujudkan sistem pertanian berkelanjutan dengan pertanian organik. Diterapkannya konsep pertanian organik berarti mengupayakan pemanfaatan lahan tanpa mengurangi/merusak fungsinya demi kegunaan jangka Panjang. Hal ini sesuai dengan SDG’s poin ke 12 yaitu konsumsi dan produksi yang bertanggungjawab.
Seperti Namanya, Pupuk Bokashi mengandung unsur hayati yang apabila diaplikasikan mampu berguna bagi tanah maupun tanaman. Manfaat bagi tanah diantaranya membantu menggemburkan tanah dan membantu menghidupkan kembali mikroba-mikroba di dalam tanah. Sedangkan bagi tanaman yaitu memberikannya unsur hara yang cukup bagi tanaman untuk proses pertumbuhan dan membantu dalam pertumbuhan akar tanaman

Screenshot-20220816-170925-Video-Player

Dian Safitri, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) TIM II Universitas Diponegoro Tahun 2021/2022 yang merupakan mahasiswa Fakultas Peternakan dan Pertanian mempraktikkan pembuatan Pupuk Bokashi dengan mengundang anggota Kelompok Tani Lestari Desa Tamanrejo. Bahan-bahan yang digunakan meliputi limbah sayur dan buah sebagai bahan utama, arang sekam, dedak, serta activator berupa EM4 yang dilarutkan menggunakan gula pasir dan air.
Anggota kelompok tani yang hadir belum mengetahui apa itu Pupuk Bokashi. Hal ini diketahui saat Dian melontarkan pertanyaan mengenai ap aitu pupuk bokashi. Ketidaktahuan tersebut merupakan kesempatan bagi mahasiswa KKN untuk mengenalkan sekaligus mengajak para anggota kelompok tani untuk membuat Pupuk Bokashi dibanding membeli pupuk kimia. Menurut Supariyono, salah satu anggota kelompok tani yang hadir, membuat pupuk organik itu sulit sehingga banyak petani yang masih kurang tertarik “Pupuk organik itu bagus, tetapi membuatnya ribet, sedangkan kita kan sukanya mencari yang mudah”, tuturnya.

1660543630103

Melalui kegiatan penyuluhan ini, Dian memberikan pengertian bahwa membuat pupuk organik tidak selalu sulit, kita dapat memulai dari yang paling simpel, seperti pupuk bokashi skala rumah tangga ini. Kegiatan berjalan dengan lancar, para anggota kelompok tani yang hadir turut meramaikan acara dengan aktif memberikan tanggapan dan pertanyaan terkait materi. “Apa penggunaan limbahnya bebas? Misal ada sisa nasi dan lauk apa bisa diikutkan?” tanya Doni, salah satu peserta yang hadir. Lalu Dian menerangkan bahwa semua limbah rumah tangga yang dapat terurai bisa digunakan untuk membuat pupuk bokashi. Kegiatan diselingi dengan bercanda ala bapak-bapak sehingga suasana menjadi cair dan santai. Akhir sesi diisi dengan foto bersama dan membagikan poster yang berisi tata cara pembuatan Pupuk Bokashi agar dapat digunakan di rumah masing-masing.

poster-bokashi-fixx-bgt-ini

Penulis:
Dian Safitri
Program Studi Agribisnis
Fakultas Peternakan dan Pertanian
Universitas Diponegoro
TIM II KKN Universitas Diponegoro 2021/2022
Dosen Pembimbing Lapangan: Dinni Asih Febriyanti, S.Psi., M.Psi