Pembagian Produk Olahan Perikanan Sebagai Salah Satu Upaya Pencegahan Stunting
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (UNDIP) membagikan produk olahan yang berbahan dasar dari Perikanan yang dibagikan kepada masyarakat Desa Sampiran. Hal ini bertujuan dalam upaya pemenuhan gizi pada anak – anak di Desa tersebut. Rifanty Podesta (21) membagikan olahan produk berupa nugget ikan patin yang dibuat sendiri.
Bahan – bahan yang digunakan dalam pembuat nugget ikan patin ini mudah sekali ditemui, diantaranya ada bahan utamanya yaitu Ikan Patin (Pangasius sp.), telur, tepung roti, tepung terigu, susu bubuk, bawang merah, bawang putih, penyedap rasa dll.
Ikan patin adalah salah satu jenis ikan yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia. Berdasarkan komposisi gizinya, ikan patin tergolong ke dalam salah satu jenis ikan yang memiliki kadar protein yang tinggi. Kandungan protein per 100 g ikan patin adalah 17 g. Kandungan tersebut dapat digunakan untuk mengatasi masalah kekurangan protein. Kelemahan yang dimiliki oleh ikan yaitu bau amis yang susah untuk dihilangkan. Diversifikasi produk perikanan adalah salah satu inovasi untuk mengurangi bau amis yang ada pada ikan. Contoh diversifikasi olahan perikanan yaitu nugget (Silaban et al. 2017)
Ikan patin memiliki kandungan protein yang tinggi sehingga baik digunakan sebagai sumber protein dalam asupan makan sehari-hari. Selain protein, ikan patin juga mengandung lemak yang dominan dengan komposisi asam lemak tidak jenuh. Kandungan asam lemak omega-3 pada bagian kepala 2,28%, daging belly flap (daging bagian perut) 2,11%, dan isi perut 1,45% (Hastarini et al., 2012). Hal ini juga diperkuat Ayu et al. (2019), komposisi asam lemak tak jenuh dalam lemak perut ikan patin didominasi asam oleat sebesar 40,14% sedangkan asam lemak jenuh berupa asam palmitat sebesar 26,22%