GENCARKAN BIAN ! MAHASISWA KKN UNDIP BERIKAN PAMFLET BARCODE DALAM SOSIALISASI KIPI (KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI)

Pemberian Pamflet Barcode terkait KIPI kepada Orang Tua/Pengasuh

Salatiga (8/8) – Mahasiswa Universitas Diponegoro melaksanakan Kuliah Kerja Nyata yang mengusung tema “Percepatan Imunisasi dalam Rangka Mendukung Program KEJAR dan BIAN (Bulan Imunisasi Anak Nasional) di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2022” yang berlangsung pada tanggal 25 Juli – 25 Agustus 2022.

Sebagai respon atas komitmen pemerintah yang serius dalam menyelenggarakan program KEJAR dan BIAN (Bulan Imunisasi Anak Nasional), yang dilatarbelakangi akan eliminasi global campak-rubella pada tahun 2023, serta penurunan cakupan imunisasi akibat covid-19, maka mahasiswa kkn tematik universitas diponegoro melakukan rangkaian kegiatan kerja untuk menunjang capaian pelaksanaan tersebut.

Monica Henidar Syarief, mahasiswa KKN Tematik UNDIP Fakultas Kesehatan Masyarakat memberikan edukasi kepada orang tua/pengasuh balita dan baduta Kelurahan Pulutan, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga terkait KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi), serta cara mengatasinya yang baik dan benar. Edukasi dilaksanakan dengan penggunaan pamflet barcode, yang kemudian di scan untuk mendapatkan soft file berupa gambar pamflet tersebut agar dapat disimpan di smartphone orang tua/pengasuh.

KIPI merupakan akronim dari Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi yaitu semua kejadian medik yang berhubungan dengan imunisasi baik berupa reaksi vaksin, reaksi suntikan, efek farmakologis, kesalahan prosedur, co-insiden, atau hubungan kausal yang tidak dapat ditentukan (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2015). KIPI tidak terjadi pada semua anak setelah diimunisasi, yang perlu dipahami bahwasanya jika muncul reaksi atau KIPI, hal tersebut merupakan suatu hal wajar.

Walaupun demikian, masih ditemui beberapa orang tua atau pengasuh yang memiliki kehawatiran berlebih,hingga beranggapan bahwa terjadinya kipi suatu penderitaan, serta perlakuan yang kurang tepat dalam mengatasi apabila terjadi reaksi kipi. Dimana hal tersebut juga mendorong orang tua atau pengasuh enggan untuk mengimunisasikan anaknya. Tentunya hal ini merupakan sebuah tantangan yang harus segera ditekan agar tidak menjadi hambatan capaian program KEJAR dan BIAN yang memiliki komitmen tinggi bagi kesehatan mendatang buah hati. Oleh sebab itu, edukasi akan pengenalan kipi yang memuat pengertian kipi, gejala kipi, serta langkah yang benar untuk mengatasi bila terjadi reaksi kipi sangat dibutuhkan.

Dr.Cahya Tri Purnami, S.KM.,M.Kes. selaku dosen pembimbing lapangan menyampaikan bahwasanya dalam menyampaikan edukasi didasarkan kebutuhan informasi dan media sasaran yaitu orang tua/pengasuh yang tentunya komunikatif dan menarik.  Adanya inovasi pamflet barcode ini diterima dengan baik oleh orang tua/pengasuh, “barcode scan suatu hal yang baru, unik, dan trendy jadi saya kepengen mencoba langsung untuk scan”, ujar salah satu orang tua balita, Ibu Yunifah.

Penulis : Monica Henidar Syarief

Dosen Pembimbing Lapangan : Dr. Cahya Tri Purnami., SKM, M.Kes 

#p2kknundip

#puslitkesundip

#lppmundip

#KKNTematikUndipXUnicef

#undip

#kknbian2022

#kkntematik2022