Melalui Drama Kolosal “Nyinyir” KKNT UNDIP Berhasil Menghipnotis Para Warga dalam Sosialisasinya

Pandemi COVID-19 yang melanda berbagai negara sejak tahun 2019 telah mengakibatkan cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL) pada anak Indonesia menurun secara signifikan. Untuk mengejar kekurangan cakupan IDL bagi anak, maka pemerintah menyelenggarakan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) yang pelaksanaanya dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama mulai dilaksanakan pada bulan Mei 2022 disemua provinsi yang ada di pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Papua. Kemudian dilanjutkan tahap kedua yang dilaksanakan pada bulan Agustus 2022 disemua provinsi yang ada di pulau Jawa dan Bali.

Dalam rangka mengikuti program yang ditetapkan pemerintah, Desa Leyangan di kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang menyelenggarakan BIAN di berbagai posyandu Balita yang tersebar di 14 RW. Dengan melihat latar belakang masalah yang ada pada masyarakat desa Leyangan mengenai kekhawatiran Imunisasi itu sendiri maupun KIPI maka mahasiswa KKNT Universitas Diponegoro Kabupaten Semarang mengadakan sosialisasi.

Uniknya, sosialisasi yang dibuat bukanlah sosialisasi seperti biasanya yang hanya mengumpulkan beberapa warga untuk diberikan edukasi tertentu melainkan sosialisasi ini dikemas dengan sebuah pertunjukan drama kolosal yang memang cakupanya sangat luas. Ketua KKNT UNDIP Kabupaten Semarang yang merupakan mahasiswa aktif Sastra Indonesia Universitas Diponegoro mencetuskan sebuah gagasan sosialisasi yang dikemas dalam sebuah pertunjukan drama kolosal yang dipadukan dengan acara yang sedang berlangsung tepatnya di desa Kalikopeng pada saat malam perayaan HUT RI ke-77. Drama kolosal tersebut berjudul “Nyinyir” yang mana berisi mengenai peran serta orangtua terhadap imunisasi, Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi, bahkan kerugian yang diterima jika anak tidak diikutkan imunisasi dipaparkan dalam sebuah dialog didalam drama kolosal tersebut. Drama yang diperankan oleh tujuh tokoh yang merupakan tim KKNT Universitas Diponegoro Kabupaten Semarang menunjukan tokoh dan peranya masing-masing. Sinobsis singkatnya ketika ada seorang tokoh pasutri dan ibu hamil yang juga memiliki anak balita bersih keras untuk tidak mengikuti imunisasi karna ketakutanya terhadap hoax KIPI. Disusul dengan tokoh yang memiliki kepribadian sama kekehnya yaitu tetangganya bernama Markonah yang sama-sama memiliki balita dan anaknya yang autis karna tidak mendapatkan imunisasi lengkap saat balita. Ditengah gentingnya permasalahan imunisasi hadirlah para tokoh pembantu seperti Dokter, kader posyandu, bidan desa, dan pegawai posyandu yang tugasnya memberikan edukasi kepada masyarakat setempat tentang pentinya imunisasi.

Drama kolosal yang berkaitan dengan realitas kehidupan sosial masyarakat yang ada, dibuka dengan sebuah pertunjukan musikalisasi puisi mengenai kemerdekaan yang mampu menyita perhatian masyarakat setempat. Dengan harapan para penonton tidak akan merasa jenuh dengan pertunjukan yang telah dibuat dan juga sasaran sosilasisasi tersebut dapat mencakup semua kalangan baik orang tua, remaja, maupun para tokoh masyarakat setempat. Bukan hanya masyarakat Kalikopeng yang hadir namun ternyata para remaja dari desa Leyangan juga ikut serta menonton pertunjukan drama yang sebelumnya telah dipublikasikan melalui sebuah poster digital. Meskipun demikian video drama tersebut tidak hanya tersimpan rapat sebagai dokumentasi begitu saja, namun nantinya juga akan dipublikasikan melalui media online yang lain seperti youtube, agar sosialisasi tersebut tidak berhenti di dusun Kalikopeng saja, namun juga dapat menyebar diseluruh wilayah dengan sifat yang menghibur.

Penulis : Devita Herawati

Dosen Pembimbing:

  1. Dr.Cahya Tri Purnami., SKM.,M.Kes
  2. Dra. Ana Irhandayaningsih M.Si

Lokasi : Kelurahan Leyangan, Kecamatan Ungaran Timur, Kab. Semarang

#KKNtematikUndipxUnicef

#p2kknundip

#lppmundip

#undip