Adanya Penolakan Masyarakat, Mahasiswa KKN Tematik UNDIP X UNICEF Lakukan Sosialisasi Mengenai Kerugian Enggan di Imunisasi dan Keuntungan Imunisasi Guna Membantu Percepatan Kejar & BIAN Tahun 2022!
Adanya pandemi Covid-19 mengakibatkan pelaksanaan imunisasi rutin tidak dapat berjalan optimal. Data beberapa tahun terakhir menunjukkan terjadinya penurunan cakupan imunisasi rutin, baik itu imunisasi dasar maupun imunisasi lanjutan, yang cukup signifikan. Hal ini menyebabkan jumlah anak-anak yang tidak mendapatkan imunisasi rutin lengkap sesuai usia semakin bertambah banyak. Dampak dari penurunan cakupan tersebut dapat kita lihat dari adanya peningkatan jumlah kasus PD3I dan terjadinya Kejadian Luar Biasa atau KLB PD3I seperti campak, rubela dan difteri di beberapa wilayah.
Upaya penting dalam mencapai eliminasi campak-rubela/CRS, selain penguatan imunisasi rutin tentunya, adalah dengan melaksanakan pemberian imunisasi tambahan campak-rubela yang sifatnya massal dan tanpa memandang status imunisasi sebelumnya bagi sasaran prioritas yang telah ditetapkan. Begitu juga dengan pencapaian eradikasi polio global, dibutuhkan upaya imunisasi kejar IPV1 untuk menutup kesenjangan imunitas dan memastikan anak-anak terlindungi dari virus polio tipe 2. Selain itu, Indonesia juga perlu melakukan langkah yang serius untuk menekan KLB PD3I yang saat ini telah mulai terjadi di masyarakat agar tidak menjadi masalah baru di tengah-tengah pandemi yang belum juga berakhir.
Sehubungan dengan hal itu, dibutuhkan suatu upaya kolaboratif terintegrasi yang dapat mengharmoniskan kegiatan imunisasi tambahan dan imunisasi kejar guna menutup kesenjangan imunitas di masyarakat. Upaya tersebut dilaksanakan melalui kegiatan yang dinamakan Bulan Imunisasi Anak Nasional.
Jawa Tengah yaitu Boyolali. Tim KKN Tematik Undip x Unicef dengan Tema Percepatan Imunisasi Kejar & BIAN Kabupaten Boyolali ditempatkan di salah satu Kecamatan di Kabupaten Boyolali, yaitu Kecamatan Banyudono. Di khususkan untuk KKN Tematik dengan Tema Percepatan Imunisasi dalam Rangka Mendukung Program KEJAR & BIAN (Bulan Imunisasi Anak Nasional) Tahun 2022 tentunya Tim KKN Tematik Undip perlu berfokus pada percepatan imunisasi pada Balita.
Bekerja langsung dibawah Puskesmas Banyudono 1, Tim KKN Tematik membantu percepatan BIAN pada 9 Kelurahan yang di bawahi oleh Puskesmas dari mulai pendataan sasaran, input data, membantu mobilisasi saat pelaksanaan vaksinasi berlangsung dan sosialisasi.
Di ceritakan oleh petugas puskesmas yang bertanggung jawab menangani imunisasi anak dan balita di Puskesmas Banyudono bahwa sempat mengalami penolakan dari beberapa orang tua anak atau bayi pada pemberian imunisasi kepada balita di Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali. “Banyudono masih ada beberapa penolakan imunisasi untuk anaknya karena berita hoaks sehingga tidak percaya imunisasi dan resiko-resikonya setelah imunisasi”, Tutur Bu Kikid, Bidan Puskesmas yang bertanggung jawab atas Imunisasi pada anak & bayi. Penolakan tersebut diakui mahasiswa yang sedang melakukan KKN Tematik di Puskesmas yang ada di Kecamatan Banyudono.
Program Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) ini pada beberapa Kelurahan tidak mencapai target yang di inginkan karena adanya anak dan balita yang sakit dan masih adanya beberapa orang tua ketakutan resiko yang terjadi setelah imunisasi kepada anaknya.
Menurut saya, alasan penolakan tersebut dikarenakan para orang tua khawatir terhadap efek samping yang akan terjadi pada anak dan balita ketika setelah dilakukan imunisasi. “Hal tersebut yang menjadi kekhawatiran bagi kami” Ujar salah satu ibu dari balita.
Dengan demikian, saya melakukan sosialisasi di Balai Desa dengan sasaran para Ibu dari anak & balita dengan tema “Keuntungan Imunisasi dan Kerugian Apabila Tidak di Imunisasi pada Anak dan Balita” yang bertujuan untuk memberikan pengertian kepada Ibu para anak & balita agar menghilangkan rasa cemas nya serta memahami keuntungan dari memberikan imunisasi pada buah hati agar terhindar dari kerugian-kerugian dari enggan imunisasi.
Sosialisasi ini diterima baik oleh para Ibu dari anak dan balita tersebut, akan tetapi harapan selanjutnya perlu adanya sosialisasi serta edukasi lebih lanjut dari petugas kesehatan puskesmas bersama orang tua yang memiliki buah hati dengan pemberian penyuluhan dan sosialisasi terhadap orang tua untuk menekan angka kerugian terhadap orang tua yang menolak untuk diberikan imunisasi. Pemberian imunisasi yang sesuai dengan sasaran atau target yang telah ditentukan tentunya akan memberikan keuntungan bagi balita, orang tua, dan pihak terkait.