BUDAYA NYADRAN DESA TENGARAN
KKN TIM I UNDIP DesaTengaran, KecamatanTengaran
Periode 8 s.d. 12 Januari 2018
Nyadran, budaya Jawa yang merupakan tradisi turun temurun dan masih dijalankan di Desa Tengaran sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur. Dalam Bahasa Jawa, Nyadran berasal dari kata sadran yang artinya ruwah syakban. Nyadran biasanya dilaksanakan pada bulan rajab atau saat datangnya bulans yakban. Kegiatan nyadran diawali dengan pembersihan makam dan ziarah kubur oleh masyarakat jawa di pedesaan dan dilanjutkan dengan acara puncak berupa Kenduri.
Kenduri diartikan sebagai perjamuan makan oleh masyarakat untuk masyarakat yang dilakukan dari pintu ke pintu sebagai bentuk keakraban antarwarga. Kenduri
atau yang lebih dikenal dengan istilah selamata natau kenduren umumnya merupakan acara perkumpulan yang dilakukan oleh laki-laki atau bapak-bapak setempat.
Salah satu adat yang tidak bisa dihilangkan dari nyadran adalah saat melakukan kunjungan kerumah-rumah, diwajibkan untuk memakan makanan yang sudah disediakan. Jika tidak, maka dianggap tidak menghormati. Oleh karena itu, semakin banyak rumah yang dikunjungi, meskipun perut sudah terasa kenyang, tetap wajib untuk makan walau hanya sedikit.
Warga sangat antusias menyambut kedatangan mahasiswa KKN yang berkunjung ke rumahnya. Terbukti dengan terciptanya suasana hangat yang diiringi dengan obrolan-obrolan santai, membuat hubungan antara warga dan mahasiswa KKN melebur. Dalam obrolan tersebut, kami saling bertukar ilmu, pikiran, dan pengalaman. Dimana warga juga menceritakan potensi dan ciri khas Desa Tengaran yang dapat digali permasalahannya untuk dikembangkan menjadi sebuah program kerja.