KARTINI DARI SONEYAN

Desa Soneyan, Kec. Margoyoso – Rabu (17/01/2018) Mahasiswa Tim I KKN Undip Desa Soneyan, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati melakukan sharing dengan pembina lembaga Pendidikan Putra Rahayu. Lembaga Pendidikan Putra Rahayu berdiri pada 28 februari 2012, lembaga ini merupakan lembaga pendidikan non formal seperti Pendidikan Anak Usia Dini, Taman Baca Masyarakat, Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja, Bina Keluarga Lansia, Pusat Informasi dan Konseling Remaja, Bimbingan Belajar, Pelatihan ketrampilan dan lain sebagainya.

Desa Soneyan memiliki sebuah dusun yang terletak jauh dari balai desa, letak yang jauh dari pusat pemerintahan desa tidak membuat warga dusun tersebut merasa tersingkirkan atau terasingkan. Dusun tersebut adalah Dusun Kedung Panjang, dengan seorang Kartini yang terus berjuang untuk kemajuan dusun dan desanya, kartini tersebut bernama ibu Payatun, nama yang terdengar asing di telinga khususnya warga kota yang telah terlena dengan gemerlapnya, mengapa kami menyebut ibu Payatun sebagai Kartini dari desa Soneyan? tentunya hal tersebut berdasarkan latar belakang dari ibu Payatun sendiri.

Ibu Payatun lahir di Pati, 16 Maret 1978 dengan kondisi perekonomian keluarga yang terbilang kurang, ibu Payatun menempuh akademik di bidang jalur non-formal, karena keterbatasan dana yang khusus di alokasikan untuk pendidikan dan pemikiran masyarakat desa yang masih beranggapan bahwa anak perempuan tidak perlu sekolah tinggi karena akan menjadi ibu rumah tangga yang berurusan dengan mengurus dapur dan rumah tangganya. Ditambah dengan kondisi dusun yang terbelakang dengan stigma negatif masyarakat mengenai pemuda dusun, dengan gigih ibu Payatun mencoba untuk mengubah segala sesuatu yang berbau negatif di dusun tersebut dengan berbagai cara.

Ibu Payatun memulai perjalananya melalui pembentukan playgroup untuk anak – anak usia dini sebelum memasuki usia TK (taman kanak – kanak) di dusun Kedung Panjang, namun halangan pun menerpa Ibu Payatun dengan tidak adanya peserta dari playgroup  yang di ciptakannya, namun hal tersebut tidak mengurungkan bahkan menumbangkan semangat ibu Payatun yang pada akhirnya ibu Payatun membuat sebuah taman bermain yang terletak di rumahnya dengan tanggapan yang positif dari warga setelah ibu payatun membuat taman bermain di rumahnya dan peserta playgroup  yang seiring waktu bertambah, ibu payatun tidak serta merta merasa puas dengan membuat perpustakaan yang bisa berguna bagi ibu – ibu yang mengantar anaknya, dengan secara tidak langsung ibu Payatun juga meningkatkan minat baca bagi warga dusunnya.

Perjuangan ibu Payatun tidak terhenti disitu, Ibu payatun membuat BKR, posyandu lansia, PIK-R, Bimbingan belajar dan lain sebagainya. Semua program yang di lakukan Ibu Payatun berhasil berjalan dan di terima oleh masyarakat berkat dukungan keluarga dan sosialisasi yang terus menerus dilakukan oleh beliau dan timnya. Ibu payatun tentunya tidak bekerja sendirian, beliau dibantu oleh berbagai pihak salah satunya adalah karang taruna desa.

Cita – Cita dari Ibu payatun adalah menjadikan Desa Soneyan menjadi desa percontohan dengan segala sumber daya alam dan manusia yang ada, meningkatkan dan memaksimalkan potensi – potensi yang ada dengan berjuang untuk merubah pola pikir masyarakat mengenai pendidikan yang formal dan non – formal serta kesehatan masyarakat.

Prestasi yang telah di capai oleh Ibu Payatun dan warga desa adalah menjuarai perlombaan gotong royong tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2017, meningkatkan potensi dari pemuda desa dengan mengadakan pentas drama dari pemuda desa dengan dengan tema lansia yang mengikuti Posyandu, guna meningkatkan apresiasi dari masyarakat yang telah berumur lansia dan hal tersebut telah menjadi motivasi bagi warga yang berumur lansia untuk mengikuti Posyandu Lansia.

Artikel ini mengenai pahlawan masa kini yang berada dan terlahir di desa Soneyan, hal tersebut kami nilai dengan standarisasi dan penilaian yang kami buat bersama Team KKN Desa Soneyan 2018.

 

Editor : Shary Charlotte H.P, M.AKARTINI DARI SONEYANKARTINI SONEYAN