Pengembangan Batik Berbahan Dasar Mangrove Sebagai Daya Dukung Desa Paguyangan
Bantarbolang – Minggu (20/8/17) Kelompok mahasiswa Universitas Diponegoro mengunjungi salah satu tempat produksi batik di Desa Paguyangan. Tempat produksi batik tersebut berjarak tidak terlalu jauh dari balai desa sehingga hanya membutuhkan beberapa menit untuk sampai ke sana. Produksi batik bertempat di rumah owner yaitu bapak Sanuri di Desa Paguyangan, Kecamatan Bantarbolang, Pemalang. Rumah tersebut memiliki ruang produksi sendiri untuk pembuatan batik.
Sambutan hangat diberikan oleh pemiliki rumah dan pengrajin batik yang bekerja ditempat produksi. Kain batik dengan berbagai motif dan warna dihasilkan oleh home industry ini. Pengrajin batik yang bekerja di home industry ini berjumlah 24 orang pria dan wanita. Pengrajin wanita merupakan ibu-ibu yang tergolong lanjut usia, meskipun begitu, mereka tetap terlihat bersemangat dan sangat lihai dalam membuat motif di atas kain menggunakan canting. Selain melihat proses penyantingan oleh pengrajin wanita. Para mahasiswa juga diajak untuk melihat bagaimana pekerja pria melakukan pengecapan di atas kain dan bagaimana proses pewarnaan kain batik tersebut. Home industry ini dapat menghasilkan 80 kodi kain batik per minggunya.
Pelatihan ini juga diharapkan mampu memberikan pemahaman bahwa mangrove tidak hanya digunakan sebagai tumbuhan penahan abrasi, tetapi juga memiliki peluang ekonomi yang tinggi. Tanaman ini dapat dijadikan sebagai pewarna batik, makanan, dan juga ekowisata.