RITUAL BUDAYA BERSIH “SUMUR KERAMAT” DESA WONOPRINGGO
Wonopringgo, Pekalongan – Mahasiswa TIM II KKN Undip Desa Wonopringgo mengikuti ritual kerja bakti bersih sumur keramat bersama warga bertempat di Desa Wonopringgo, Kecamatan Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan pada hari Rabu, 25 Juli 2018. Ritual ini rutin dilakukan warga Wonopringgo setiap kalender Jawa menunjukkan tanggal 12 sebagai wujud pelestarian budaya turun temurun. Adapun pembersihan sumur keramat bertujuan untuk menjaga kelestarian sumur peninggalan leluhur serta sebagai wujud rasa hormat dan terima kasih kepada para leluhur atas jasanya membangun Desa Wonopringgo.
Kegiatan kerja bakti membersihkan sumur dimulai pada pukul 06.00 WIB, diawali dengan pencabutan rumput-rumput liar dan pemotongan ranting-ranting pohon yang tumbuh subur di sekitar sumur, dilanjutkan dengan pengurasan air sumur. Berbarengan dengan kegiatan pembersihan sumur, beberapa warga lain mempersiapkan berbagai hasil bumi seperti pisang, jeruk, cabai, semangka, mangga, nanas, serta makanan lainnya seperti nasi bungkus dan beberapa jenis kue basah untuk ditata di atas tikar yang digelar di dekat sumur tua. Setelah lingkungan sekitar sumur sudah bersih, kemudian dilaksanakan doa bersama dengan duduk mengelilingi hasil bumi yang telah ditata tadi. Doa ini ditujukan kepada Tuhan Yang Maha Esa memohon keselamatan para leluhur yang telah berpulang serta untuk keselamatan dan kesejahteraan warga Desa Wonopringgo sendiri. Kegiatan diakhiri dengan bersama-sama memakan hasil bumi dan makanan lain yang telah disiapkan tadi. Masyarakat percaya bahwa makanan yang telah didoakan tersebut mengandung keberkahan tersendiri.
Mak Tarmini, tokoh sesepuh yang juga merupakan penjaga sumur Desa Wonopringgo bercerita bahwa Desa Wonopringgo memiliki 7 sumur yang sudah ada sebelum jaman penjajahan Belanda dan masih dikeramatkan sampai sekarang. Sumur-sumur tersebut adalah sumur Sukma, sumur Sepuhan, sumur Senongko, sumur Jolotundo, sumur Semeri, sumur Coyomurco, dan sumur Sekuning. Sumur-sumur itu konon turut dibangun oleh 5 tokoh leluhur yang pada mulanya membangun Desa Wonopringgo yaitu Kiai Gedhe Atas Angin, Mbah Mayung, Tunggul Mayung, Mbah Pengklialwi, dan Mbah Syekh Subakir. Adapun ritual kerja bakti bulan ini ditujukan untuk membersihkan sumur Sukma. Sampai saat ini tidak sedikit warga Desa Wonopringgo dan masyarakat luar desa yang masih mempercayai bahwa sumur di Desa Wonopringgo merupakan tempat yang tepat untuk berdoa kepada Sang Pencipta memohon berbagai hal seperti jodoh, rezeki, keselamatan, dan kesuksesan. Oleh karena itu hingga sekarang masih ada warga desa maupun warga luar desa yang datang ke sumur untuk berdoa atau sekedar berkunjung. Terlepas dari nuansa mistik yang melingkupinya, sumur-sumur Desa Wonopringgo merupakan icon unik desa warisan leluhur serta merupakan media pemersatu warga desa dalam kegiatan kemasyarakatan seperti kerja bakti dan doa bersama.
Editor : Solikhin