Pesona Keanehan Sumber Mata Air Panas Dusun Jurang, Pesantren

Pesantren, Temanggung (15/1) — Jauh sebelum pemberangkatan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim 1, kelompok yang akan diterjunkan di Desa Pesantren telah mendengar sedikit banyak tentang sumber mata air panas yang terletak di Dusun Jurang, Desa Pesantren, Wonoboyo. Tidak berlangsung lama setelah penerjunan, mahasiswa KKN Desa Pesantren langsung mencoba untuk menyambangi lokasi sumber mata air panas ini pada hari Kamis, 10 Januari 2019. Perjalanan menuju lokasi sumber mata air panas ini lumayan sulit untuk dijangkau karena tidak dapat dilalui oleh kendaraan bermotor dan berada di tengah-tengah area persawahan milik penduduk.

Mungkin banyak yang bertanya-tanya, apakah yang membuat sumber mata air panas ini berbeda dengan sumber mata air panas kebanyakan? Satu hal yang sulit dipercaya ialah kenyataan bahwa sumber mata air panas ini hanya mengalirkan air panas di malam hari. Lebih tepatnya, air panasnya akan mengalir sejak matahari terbenam hingga matahari terbit.

Pada kunjungan pertama kami di hari Kamis sore, beberapa dari mahasiswa KKN sudah mencoba untuk menyentuh langsung air yang ada di sumber mata air panas tersebut. Namun seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, airnya seperti aliran air biasa yang bahkan tidak sedikitpun mengeluarkan air hangat. Oleh karena itu, mahasiswa KKN Desa Pesantren berinisiatif untuk kembali mengunjungi sumber mata air panas ini di malam hari.

Tepat pada hari Sabtu (12/1), mahasiswa KKN kembali menyambangi sumber mata air panas sebelum matahari terbit. Dengan didampingi oleh Bapak Kepala Desa Pesantren dan Bapak Kepala Dusun Pesantren, mahasiswa berangkat menuju lokasi. Sesampainya di lokasi, waktu menunjukkan pukul 06.30 pagi dan faktanya mata air tersebut memang mengalirkan air panas. Hanya saja dengan semakin naiknya matahari, aliran air tersebut berangsur-angsur menjadi lebih sejuk.

Keanehan tersebut sontak membuat mahasiswa KKN berasumsi bahwa ada kandungan zat besi yang tercampur dalam aliran air tersebut. Asumsi tersebut juga diperkuat dengan beberapa pipa di sekitar area persawahan yang terlihat mengkarat. Meskipun begitu, tanaman padi masih dapat tumbuh di sekitar sumber mata air itu. Keanehan sumber mata air itu mungkin juga dapat disebabkan oleh panas bumi. Namun tentunya, dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui fakta dibalik keanehan sumber mata air tersebut.

Apabila di masa depan pemerintah setempat hendak menjadikan sumber mata air panas ini sebagai objek wisata, ada beberapa kendala yang harus dihadapi yang di antaranya ialah masalah pembebasan lahan, pembuatan jalan yang lebih mudah untuk dilalui dan kendala terbesarnya ialah aliran air panas yang hanya bertahan di malam hari.