Tradisi Sinoman: Ajang Silaturahmi dan Gotong Royong Masyarakat Dukuh Klumpit

IMG-3350

Sabtu, 26 Januari 2019, warga dukuh Klumpit Desa Gunungwungkal berkumpul di rumah bapak Rozi untuk melakukan tradisi Sinoman. Tradisi Sinoman sendiri merupakan sebuah tradisi arisan warga yang biasa dilakukan untuk membantu dan menghimpun dana bagi warga yang akan memiliki hajat seperti pernikahan atau acara khitan. Sinoman yang dilakukan pada sabtu malam tersebut dilaksanakan untuk menghimpun dana bagi Bapak Rozi yang akan melaksanakan hajatan yaitu acara khitan anaknya yang bernama Rizal. Arisan yang dilakukan merupakan tradisi yang sudah dilaksanakan secara turun temurun sejak tahun 1954 dengan sistem simpan pinjam uang senilai harga beras. Warga menabung sejumlah uang yang setara dengan harga beras dan dapat melakukan pinjaman. Sebagai contoh, warga dapat meminjam 30 kg beras yang setara dengan uang Rp. 300.000,- dan harus mengembalikan saat ada warga lain yang memiliki hajat dan menambah uang untuk uang simpanan. Tradisi ini terus berjalan dan sangat membantu warga lain yang memiliki hajat dan membutuhkan dana modal.

Tradisi arisan ini memiliki kelompok tersendiri yang tidak semua warga di dukuh ikut menjadi anggota. Dalam kelompok juga terdapat ketua yang mengatur jadwal hajat bagi warga sehingga tidak memberatkan warga lain untuk membayar pinjaman yang mereka lakukan. Anggota yang ingin melakukan hajat melapor terlebih dahulu kepada ketua dan nantinya ketua akan mengatur jadwal sinoman dan jadwal hajat. Pengaturan yang dilakukan ketua ini betujuan agar tidak terlalu banyak hajat yang dilakukan dalam sekali waktu yang dapat memberatkan warga lain yang memiliki pinjaman. Tradisi ini membuat warga dapat saling bersilaturahmi dan bertemu dalam suatu forum dan bergotong royong bersama membantu warga yang memiliki hajat dan membutuhkan dana bagi hajatnya.

Pada Sabtu malam tersebut, mahasiswa KKN Undip di Desa Gunungwungkal berkesempatan diundang dan menghadiri tradisi tersebut. Selain berkesempatan menyaksikan jalannya acara sinoman, mahasiswa KKN juga diminta oleh pihak perangkat desa untuk menyampaikan penyuluhan terkait jamban sehat dan pengelolaan sampah. Materi tesebut dipilih karena di dukuh Klumpit sendiri masih terdapat praktik Buang Air Besar Sembarangan di sungai. Selain itu, pengelolaan sampah di Desa Gunungwungkal sendiri memang belum dikelola dengan baik dan masih menjadi masalah yang cukup serius untuk diatasi. Warga menyambut dengan baik program penyuluhan yang dilakukan oleh mahasiswa. Masyarakat tahu bahwa Buang Air Besar di sungai bukanlah perilaku yang baik dan dapat menimbulkan masalah kesehatan, namun untuk melakukan perubahan masih sangat sulit karena sudah menjadi kebiasaan sejak lama.

 

Editor: Ratih Indraswari, SKM, M.Kes