Kondisi Lingkungan Kelurahan Widuri
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat adalah satu departemen negara yang mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Dalam pelaksanaan tugasnya sesuai dengan Peraturan Menteri PUPR Nomor 15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat berfungsi sebagai perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan sumber daya air, penyelenggaraan jalan, peyediaan perumahan dan pengembangan kawasan pemukiman, pembiayaan perumahan, penataan bangunan gedung, sistem penyediaan air minum, sistem pengolahan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan, dan pembinaan jasa konstruksi.
Kuliah Kerja Nyata Tim II Universitas Diponegoro kali ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bekerja sama dengan Universitas Diponegoro menyelenggarakan kegiatan sektor Bangkim di beberapa wilayah di Jawa Tengah, salah satunya di Kecamatan Pemalang, dimana kegiatan tersebut dapat dipahami dengan prinsip dasar peningkatan kualitas pemukiman kumuh perkotaan, proses penetapan kualitas lokasi pemukiman kumuh, menyusun Profil Pemukiman Kumuh, menyusun Peta Permasalahan, dan menyusun Rencana Peningkatan Kualitas Pemukiman Kumuh. Kegiatan ini difokuskan pada tujuh masalah inti pemukiman kumuh, yaitu kondisi bangunan, kondisi jalan lingkungan, kondisi penyediaan air bersih, kondisi drainase lingkungan, kondisi pengelolaan air limbah, kondisi pengelolaan sampah dan kondisi proteksi kebakaran.
Hasil survey ketujuh masalah pokok yang telah dilakukan oleh peserta Kuliah Kerja Nyata Tim II Universitas Diponegoro untuk wilayah Kelurahan Widuri, Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang adalah sebagai berikut. Pertama, permasalahan kondisi bangunan. Wilayah Kelurahan Widuri memiliki daerah perumahan yang dianggap layak sesuai dengan Rencana Detail Tata Ruang dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan. Bangunan rumahnya tersusun rapi, dengan memiliki cukup lahan untuk taman kecil di bagian depan dan akses jalan yang baik. Wilayah perumahan ini dapat dijumpai salah satunya RW 7. Namun kedua daerah ini hanyalah sebagian kecil dari wilayah Kelurahan Widuri. Di beberapa daerah lain terdapat bangunan perumahan yang terlihat proses pembangunannya hanyalah untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal masyarakat, dengan arti lain bangunannya tidak sesuai dengan aturan perumahan yang layak huni. Akses jalannya hanya bisa dilalui oleh sepeda motor satu arah dan masih berupa tanah. Perumahan kurang layak ini bisa ditemukan di daerah RW 5.
Kedua, permasalahan kondisi jalan lingkungan. Bisa dikatakan hampir 75% kondisi jalan di wilayah Kelurahan Widuri mengalami kerusakan seperti berlubang dan tidak rata. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua RW 7, pemerintah sudah melakukan perbaikan jalan setidaknya satu kali dalam setahun terutama pada masa menjelang hari raya Idul Fitri, namun perbaikan jalan ini hanyalah menggunakan sistem tambal. Ramainya aktivitas jalan raya di Kelurahan Widuri membuat hasil perbaikan jalan tidak maksimal karena tambalan yang belum kering sudah buru-buru digunakan oleh pengguna jalan raya. Kerusakan juga disebabkan oleh kondisi alam seperti hujan deras atau hujan yang berkepanjangan. Untuk wilayah perumahan, daerah perumahan di RW dan RW 7 adalah bagian Kelurahan Widuri yang paling sedikit mengalami kerusakan jalan. Sedangkan di daerah perumahan lain, seperti di daerah RW 4, ditemukan kerusakan jalan yang sangat parah. Jalan berlubang yang ditemukan dalam hasil survei berukuran besar dan tersebar, sehingga sangat membahayakan bagi pengguna jalan.
Ketiga, permasalahan kondisi penyediaan air bersih dan air minum. Untuk kondisi penyediaan air bersih dan air minum Kelurahan Widuri tidak ada kendala berarti. Rata-rata sumber air bersih dan air minum berasal dari PAM dan sebagian kecil menggunakan sumur yang digali secara pribadi. Sumber air dapat diakses dengan mudah dan cukup untuk pemenuhan kebutuhan air bersih dan air minum di Kelurahan Widuri.
Keempat, permasalahan kondisi drainase lingkungan. Hanya dengan pertama kali memasuki wilayah ini kita dapat menilai bahwa Kelurahan Widuri memiliki drainase yang buruk. Hasil survey menunjukkan bahwa di wilayah perumahan layak huni sekalipun, saluran selokan tersumbat oleh sampah dan tanaman yang tumbuh. Bahkan di beberapa tempat selokan sudah tidak bisa lagi mengalirkan air buangan karena sampah yang padat menumpuk didalamnya. Air dalam selokan tersebut terlihat menghitam dan sedikit menimbulkan bau tidak sedap. Beberapa RW menyatakan bahwa mereka sudah melakukan kegiatan kerja bakti rutin, namun memang dari masyarakat dalam kesehariannya kurang menyadari arti penting kebersihan lingkungan. Hal ini mengakibatkan terjadinya banjir di musim hujan di beberapa daerah dengan permukaan tanah rendah.
Kelima, permasalahan kondisi pengelolaan air limbah. Di beberapa daerah, masing-masing rumah memiliki kamar mandi. Untuk daerah pemukiman kumuh, mereka masih menggunakan sistem kamar mandi umum. Namun masih ada saja masyarakat Kelurahan Widuri yang buang air di sembarang tempat, seperti di kawasan pinggir sungai atau persawahan.
Keenam, permasalahan kondisi pengelolaan sampah. Masalah sampah merupakan masalah besar kedua setelah drainase yang buruk di Kelurahan Widuri. Hampir di sepanjang jalan raya besar dapat ditemui titik pembuangan sampah yang terbengkalai, sehingga sampah hanya dibiarkan menumpuk dalam waktu yang lama. Jarang sekali terlihat fasilitas tempat sampah untuk jalan dan TPS di sana, atau jika ada tempat tersebut sudah tidak layak pakai. Masyarakat pun tampaknya belum sadar akan pentingnya pemilahan sampah (organik dan non-organik serta sampah plastik), sehingga semua sampah bercampur aduk.
Terakhir namun bukan yang paling akhir, permasalahan kondisi proteksi kebakaran. Di Kelurahan Widuri, baik di perumahan maupun pemukiman kumuh, kelemahan dari kondisi perumahannya adalah bangunannya yang saling berdempetan sehingga besar kemungkinan api akan mudah menjalar ke bangunan rumah lain jika terjadi kebakaran. Sumber air umum yang bisa digunakan untuk memadamkan api pun tidak ada, dan tidak setiap rumah mempunyai tabung pemadam kebakaran. Survey keliling Kelurahan Widuri juga menunjukkan tidak ada pusat pemadam kebakaran terdekat sehingga dikhawatirkan kedatangan petugas pemadam kebakaran terlambat dalam menangani bencana kebakaran. Akses jalan yang kecil pun menjadi kendala lain karena mobil pemadam tidak bisa mendekati titik api.