Pagelaran Tari Sintren “The Javanese Magic Dance” sebagai Wujud Syukur Kemenangan Desa Wisata Surajaya
Surajaya, Pemalang, (02/02/2019). Desa Surajaya menyelenggarakan pageralan tari Sintren pada hari Senin 28 Januari 2019 yang di tonton oleh warga Surajaya dan sekitarnya. Tempat pagelaran tari sintren di lapangan WIPPAS mulai pukul 09.00- 11.00 WIB. Tari sintren diadakan sebagai bentuk syukur masyarakat Surajaya karena telah memperoleh juara 1 Lomba Desa Wisata dalam rangkaian HUT Kabupaten Pemalang.
Pagelaran Tari Sintren desa Surajaya di lokasi WIPPAS
Pagelaran tari Sintren diperankan seorang gadis dimana gadis tersebut benar-benar masih suci dalam artian perawan, dibantu oleh pawang dengan diiringi gending 6 orang. Dalam perkembangannya tari sintren sebagai hiburan budaya, dilengkapi dengan penari pendamping bodor (lawak). Si pawang (dalang) sering mengundang roh Dewi Lanjar untuk masuk ke dalam permainan sintren, maka penari Sintren akan terlihat lebih cantik dan membawakan tarian lebih lincah dan mempesona.
Tarian Sintren Desa Surajaya
Tarian sintren bercerita tentang kisah Sulandono sebagai Putra Ki Baurekso hasil perkawinanya dengan Dwi Rantamsari. Raden Sulondono memadu kasih dengan Sulasih seorang putri dari Desa Kalisalak, namun hubungan asmara tersebut tidak mendapat restu dari Ki Baurekso, akhirnya Raden Sulandono pergi bertapa dan Sulasih memilih menjadi penari. Meskipun demikian pertemuan diantara keduanya masih terus berlangsung melalui alam gaib. Pertemuan tersebut diatur oleh Dewi Rantamsari yang memasukkan roh bidadari ke tubuh Sulasih. Sejak saat itulah setiap diadakan pertunjukan sintren sang penari pasti dimasuki roh bidadari oleh pawangnya, dengan catatan sang penari harus perawan.
Editor : Jazimatul Husna