SAMPAH = BERKAH

Sebagian masyarakat Indonesia masih ada yang belum membuang sampah pada tempatnya. Adapun yang masih membuang sampah dilaut dan sungai-sungai yang ada disekitarnya. Sampah-sampah yang dibuang pada sembarangan ini ada yang dapat terurai ada pula yang tidak dapat terurai. Kebanyakan dari sampah yang tidak dapat terurai ini merupakan sampah berbahan plastik. Sampah plastik merupakan salah satu limbah yang berbahaya bagi lingkungan dan sekitarnya yang dapat membunuh hewan dan merusak lingkungan yang ada disekitar kita.

Dampak sampah plastik ini sangat berbahaya bagi lingkungan. Ketika sampah-sampah plastik ini dibuang ke laut maupun ke sungai kebanyakan dari sampah plastik ini tidak dapat terurai sehingga dapat melukai hewan – hewan yang berada didalam laut maupun sungai. Sedangkan efek dari pencemaran sampah plastik ini pada lingkungan adalah dimana tanah yang dicemari akan tercemari oleh zat kimia yang digunakan dalam pembuatan plastik tersebut. Bukan hanya itu saja, dikarenakan proses yang susah diuraikan maka sampah plastik ini juga dapat membunuh pengurai yang ada ditanah.

Salah satu dari peserta KKN Tim 1 2018/2019 Universitas Diponegoro yang berada di Desa Sidokumpul Kecamatan Patean berinisiatif untuk mengubah sampah plastik ini menjadi salah satu hal yang berguna untuk kehidupan sehari-hari. Sampah-sampah plastik ini dapat diubah menjadi bahan bakar minyak. Sampah – sampah plastik ini diubah dengan menggunakan alat – alat yang dapat ditemukan dengan mudah. Dan bahan – bahan yang dapat dibeli dengan harga terjangkau. Alat – alat yang digunakan berupa panci ataupun toples dan juga selang beserta pipa. Alat – alat ini kemudian dirangkai hingga menjadi alat yang digunakan untuk proses pembuatan bahan bakar minyak dari sampah plastik.

Dalam pembuatan bahan bakar minyak dari sampah plastik ini, digunakan metode yang bernama proses distilasi dimana sampah plastik ini dipanaskan dengan panci tanpa ada campuran apapun. Kemudian uap yang dihasilkan dari proses pembakaran itu akan disalurkan melalui pipa yang telah disambungkan dengan selang yang melewati bak berisi air dingin (air es) yang kemudian hasilnya ditampung dengan botol. Dari pemanasan sampah plastik dihasilkan uap yang kemudian masuk melewati pipa dan melewati selang. Uap yang melewati selang kemudian didinginkan hingga dapat mengubah uap menjadi cairan yang keluar dalam berbentuk minyak. Dari minyak yang dihasilkan setelah proses distilasi ini dapat dihasilkan minyak tanah yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Daerah pedesaan seperti Desa Sidokumpul terutama Dusun Cipluk Timur ini dapat memanfaatkan metode ini untuk kehidupan sehari-hari dengan kondisi wilayah dan social yang ada. Di Desa Sisokumpul ini masih ada beberapa warga yang menggunakan kompor tungku yang terkadang untuk menghidupkan apinya pun diperlukan minyak tanah yang dapat membuat api yang dinyalakan dapat membakar kayu – kayu yang digunakan untuk kompor tungku. Bukan hanya itu saja, minyak yang dihasilkan ini dapat digunakan untuk menghidupkan “sentir” yang digunakan sebagai penerangan pada saat mati lampu atau listrik padam dimana sering terjadi mati listrik karena pohon tumbang ataupun pemadaman. Selain dapat menghasilkan minyak tanah, semakin panjang pipa yang digunakan dan semakin lamanya waktu yang dibutuhkan selama proses berlangsung ini dapat dihasilkan bahan bakar solar maupun premium yang digunakan sebagai bahan bakar untuk kendaraan seperti motor maupun mobil. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat dan dapat membantu masyarakat.