Edukasi dan Pelatihan Pembuatan PMT / MP-ASI kepada Ibu Balita
Foto 1. Kegiatan Edukasi dan Pelatihan Pembuatan PMT / MP-ASI kepada Ibu Balita
Sebanyak 70% balita di desa Sedayu tidak mendapatkan PMT berupa biskuit ketika Posyandu. Pembagian PMT yang terbatas dan tidak merata menyebabkan cakupan kunjungan balita ke Posyandu sangat rendah, dikarenakan kurangnya motivasi ibu untuk membawa balita ke Posyandu. Jumlah kader yang terbatas yaitu 14 orang tidak mampu untuk melaksanakan 5 meja Posyandu dengan optimal, terutama dalam hal penyediaan PMT balita. Apabila Posyandu tidak mendapatkan suplai PMT dari Departemen Kesehatan Kabupaten Grobogan, maka penyediaan PMT ditiadakan dan balita yang berkunjung ke Posyandu tidak mendapatkan PMT. Selain itu, berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh Mahasiswa dengan 7 orang ibu menunjukkan bahwa pemberian PMT balita tidak sesuai dengan umurnya, yaitu pemberian nasi dan lauk yang gizinya kurang seimbang dan tidak dihaluskan. Maka dari itu, perlunya diadakan pemberdayaan dan pelatihan terhadap ibu—ibu tentang pentingnya pemberian PMT balita sesuai dengan umur balita dan demo pembuatan PMT, agar ibu—ibu dapat mengetahui PMT balita sesuai dengan umurnya dengan gizi yang seimbang sehingga ibu—ibu tidak bergantung dengan pemberian PMT dari Posyandu atau bidan desa.
Foto 2. Pemberian Materi PMT/MP-ASI
Program edukasi dan pelatihan ini dilakukan bersamaan dengan kelas ibu balita di Posyandu Watusong pada tanggal 24 Januari 2019. Kegiatan yang terdapat dalam program ini antara lain penyuluhan materi tentang PMT/MP-ASI, cara pengolahan yang baik dan benar, dan gizi seimbang yang dibutuhkan balita. Pemberian PMT/MP-ASI harus mengandung karbohidrat, lauk nabati dan hewani, dan sayur-sayuran. Menurut Unicef, PMT/MP-ASI sangat dibutuhkan oleh balita dalam menyempurnakan gizi seimbang yang dibutuhkan oleh balita mulai dari usia 6 bulan – 9 bulan. Waktu pemberian makanan tambahan kepada balita harus mengingat frekuensi, jumlah, kepekatan/kekentalan, dan variasi, dan kebersihan.
- Frekuensi : memberikan makanan kepada bayi 3 kali sehari
- Jumlah : meningkatkan jumlahnya secara perlahan menjadi setengah cangkir (250 ml)
- Kepekatan/kekentalan : berikan makanan keluarga yang dilunakkan. Setelah usia 8 bulan, bayi sudah bisa mulai makan makanan yang bisa ia pegang
- Variasi : cobalah memberikan makanan yang bervariasi setiap hari, misalnya daging, telur, tempe, tahu, kacang-kacangan, sayuran, dan lain-lain
- Kebersihan : menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat untuk menghindari bakteri dan penyakit.
Foto 3. Kegiatan Demo Masak Pembuatan PMT/MP-ASI balita usia 6-9 bulan
Selanjutnya dilakukan kegiatan demo masak yang dilakukan oleh mahasiswa. Mahasiswa memaparkan cara pembuatan nasi tim bayi dengan bahan yang murah dan mudah dijangkau oleh masyarakat desa Sedayu, serta dipraktikan cara pengolahan yang baik dan benar. Pembuatan PMT/MP-ASI yang dilakukan adalah pembuatan nasi tim sederhana. Bahan-bahan yang diperlukan antara lain kaldu ayam, beras, wortel, tempe, dan tahu. Cara pembuatan dari PMT/MP-ASI adalah :
- Beras dibersihkan dan diberi kaldu ayam
- Ditim sampai halus, apabila kurang halus ditambahkan air sedikit demi sedikit sampai menjadi bubur
- Masukkan tempe dan tahu
- Masukkan wortel
- Nasi tim sudah matang
- Nasi tim disaring agar makin halus
- Nasi tim siap untuk disajikan
Pembuatan dan pengolahan makanan yang baik yaitu dilakukan dengan cara tim, lebih baik menghindari makanan yang digoreng ataupun direbus. Antusias ibu-ibu dalam mengikuti program ini sangat baik, para ibu juga aktif dalam berdiskusi dengan mahasiswa. Sebagai luaran dari program ini mahasiswa menyediakan leaflet resep pembuatan PMT/MP-ASI agar para ibu dapat mempraktikan resep secara langsung di rumah.
Hasil dari kegiatan ini adalah para ibu dapat mempraktikan pembuatan PMT/MP-ASI di rumah secara mandiri. Evaluasi dilakukan saat Posyandu Balita di dusun Watusong. Pada saat itu para ibu bercerita bahwa mereka telah mempraktikkan resep tersebut di rumah. Selain itu para ibu meminta mahasiswa untuk mempraktikan resep PMT lainnya. Harapannya para balita dapat mendapatkan PMT yang sesuai dengan usianya dan tidak bergantung pada PMT yang diberikan saat Posyandu.
ews & Sabila