Pelatihan Kreasi Sampah Mewujudkan Desa Mlatiharjo Bebas Sampah
DESA MLATIHARJO, KECAMATAN PATEAN 16/02/2019 Tim KKN UNDIP Desa Mlatiharjo memberikan pelatihan ke karang taruna mengenai pengolahan sampah organik dan anorganik. Pelatihan pengolahan sampah ini dimulai dengan pemberian materi jenis-jenis sampah, cara memisahkan sampah, dan keuntungan-keuntungan apabila mengolah sampah yang dicontohkan oleh masyarakat Jepang. Pemberian materi ini agar karang taruna dapat termotivasi terlebih dahulu mengolah sampah yang ada di Desa Mlatiharjo agar nantinya dapat diterapkan pengolahan sampah yang ada di Jepang.
Tujuan program ini dilakukan karena masalah utama di Desa Mlatiharjo adalah masalah persampahan. Desa Mlatiharjo belum memiliki lokasi TPS dan dan sistem pengangkutan yang terintegrasi sehingga masyarakat masih membuang sampah ke kebun dan sungai serta membakar sampah di pekarangan rumah. Adanya kegiatan pelatihan ini nantinya dapat mengurani timbulan sampah yang ada di kebun dan sungai karena karang taruna dapat mengerakan pengolahan sampah di Desa Mlatiharjo.
Pelatihan pertama yang dilakukan adalah dengan pelatihan mengenai pembuatan kreasi bunga dari sampah plastik. Sampah plastik yang dijadikan bunga adalah sampah plastik yang sudah dibawa oleh karang taruna dari rumah masing-masing. Tindakan ini diharapkan dapat memberikan motivasi kepada karang taruna bahwa sampah yang ada di rumah masing-masing dapat diolah. Alat dan bahan yang diperlukan dalam pembuatan kreasi bunga adalah kawat tipis, tusuk sate, benang, dan double tape. Kemudian sampah plastik dipotong rapi menjadi persegi panjang dan kemudian dilipat-lipat sesuai dengan bentuk kelompak bungan yang diinginkan. Setelah jadi kelopak bunga yang dibentuk lalu direkatkan dengan double tape untuk dipasangkan dengan tusuk sate. Kawat juga dapat digunakan untuk membentuk bentuk kelopak bunga agar dapat lebih indah.
Mayoritas yang tertarik dengan pelatihan ini adalah remaja perempuan sehingga kurang antusias dari remaja laki-laku. Remaja perempuan aktif bertanya dan sudah memiliki motivasi membuat karangan buanga untuk keperluan acara wisudaan pada acara wisudaan SMA maupun Universitas. “Bawa sampah sendiri dan diolah bersama menurut saya menarik mbak, dan ini tidak diwarnai saja menurut kami sudah bagus, apalagi bila diwarnai mungkin lebih menarik dan tidak menyangka jika ini terbuat dari sampah platik” ujar Indri salah satu remaja perempuan yang mengikuti pelatihan kreasi plastik.
Pelatihan yang diadakan selanjutnya adalah pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos dengan metode takakura. Pembuatan keranjang komposter Takakura iniu dipilih sebagai metode karena merupakan metode yang mudah diterapkan baik dalam skala rumah tangga. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar sampah organik pertanian dan rumah tangga dapat diolah sehingga tidak nmencemari sungai. Mayoritas masyarakat Desa Mlatiharjo masih membuang sampah pertanian ke sungai yang terkadang dapat membuat aliran sungai menjadi tersumbat.
Pelatihan pembuatan pupuk kompos ini memerlukan alat dan bahan berupa keranjang, EM 4, kain penutup, kompos yang sudah jadi, dan sekam padi. Lokasi yang baik dalam pembuatan pupuk kompos dengan metode ini adalah yang terlindungi dari panas dan hujan. Tanda kompos yang sudah siap digunakan adalah permukaan kompos diselimuti oleh lapisan mould putih, warna kompos coklat, dan tidak berbau.
Pelatihan ini lebih diminati oleh remaja laki-laki, maka dari itu pelatihan pembuatan sampah dibagi menjadi dua yaitu pelatihan sampah organik dan anorganik sehingga tidak ada remaja yang hanya melihat karena kurang tertarik dengan pelatihan yang diberikan. Pada pelatihan pembuatan kompos, laki-laki semua berkumpul berkeliling dan mempraktekan yang sudah dipraktekan terlebih dahulu oleh Tim KKN UNDIP Desa Mlatiharjo.”Mudah sih mbak pembuatannya, butuh peralatannya juga dikit dan tidak bau hasilnya. Mungkinn nantinya dapat diterapkan menjadi kegiatan karang taruna membuat pupuk kompok sehingga apabila menanam sayur tidak membeli dan bisa dijual kalau komposnya ada yang sisa sehingga dapat menjadi pemasukan karang taruna” ujar Rudi salah satu remaja yang mengikuti pelatihan pembuatan kompos.