Wedang Jahe “Ayu Herbal”, UMKM Terobosan Pendongkrak Perekonomian Dusun Tunggul

1563172843722

Nyemoh, kab. Semarang – Tanpa disadari, perkembangan perekonomian yang berbasis teknologi dan produk import telah menggerus lahan pertanian dan produksi pangan domestik. Argumen yang mendasari adalah karena penduduk perdesaan yang bermata pencaharian sebagai petani tetap konsisten mempertahankan ritme kehidupannya. Terutama wilayah pedesaan, pertanian merupakan mata pencaharian utama bagi sebagian warga. Namun jika dicermati, tidak sedikit daerah yang masih belum pandai menggali potensi yang ada dan mewujudkanya dalam kegiatan perekonomian.

Hal ini menciptakan suatu urgensi dimana produk domestik akan terancam dan kesejahteraan masyarakat tidak meningkat mengingat masyarakat kurang memanfaatnya sumber daya yang ada. Sebuah konsep yang dijalankan untuk memperkuat akselerasi pemberdayaan masyarakat desa adalah dengan mengembangkan komunitas-komunitas masyarakat desa yang aktif dan kreatif. Salah satunya melalui UMKM. Bukan tanpa alasan, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah alias UMKM ini punya peran penting dalam perekonomian Indonesia karena berdampak langsung pada masyarakat.  Harus diakui, UMKM telah membuka lapangan kerja yang lebih inovatif, kreatif serta tidak hanya mengandalkan ijazah pendidikan dan dalam hal ini berpotensi besar untuk untuk mengentaskan masyarakat dari jurang kemiskinan.

Seperti hal nya Dusun Tunggul, Desa Nyemoh ini, mereka sangat produktif dalam menghasilkan produk UMKM karena paham bahwa dengan hanya mengandalkan hal pertanian, kesejahteraan dan pendapatan desa kurang mengalami peningkatan. Sadar bahwa wilayahnya tidak memiliki potensi wisata, warga Desa Nyemoh sepakat untuk menekuni UMKM dibidang pangan. Salah satunya yakni Ibu Sri Kiswanti. Ibu rumah tangga dengan 2 anak ini menciptakan sebuah terobosan melalui produksi wedang jahe bertajuk “Ayu Herbal”

Mahasiswa KKN Tim II Desa Nyemoh mengunjungi rumah produksi wedang jahe bu Sri pada Jumat (12/7) pukul 10.00. Usaha yang digeluti nya hampir 2 tahun ini hanya di handel oleh dirinya sendiri. Berawal dari coba-coba dan konsumsi pribadi, Ibu Kiswanti mendapat dukungan dari keluarga untuk memberanikan diri memperjual-belikan hasil karyanya ke masyarakat luas. Dengan modal awal satu juta rupiah, Ibu Sri berusaha menekuni usahanya yang digadang-gadang dapat membawa berkah untuk menunjang perekonimianya. Bahkan sebulan yang lalu, Ia sudah mengajukan ijin PIRT ke Disperinda.

“Saya sudah mengurus 1 bulan yang lalu Disperinda Ungaran tapi belum ada tindak lanjut. Biasanya sih nanti di survey dan di uji terlebih dahulu. Saya juga ingin produk saya ini dapat dipasarkan secara luas dan mendapat izin” – ujar Ibu Kiswanti

Selanjutnya, Ibu Sri juga menginginkan usahanya bisa go public. Kegigihanya membuat Ibu Sri kerap mengikuti berbagai pelatihan UMKM agar produknya tersebut bisa mengalami perkembangan

“Pemasaran saya sih masih dalam hal seputar memenuhi pesanan saja. Belum stock banyak, tapi kadang pengirimin sudah sampai jakarta dan online di Bukalapak tapi belum maksimal” – lanjutnya

Ketika didatangi di rumah produksinya, Tim KKN Desa Nyemoh diperbolehkan mencoba membuat sendiri wedang jahe. Bahan-bahanya nya adalah jahe, serai, kayu manis, pandan. Jahe yang dipilih pun adalah jahe emprit karena dianggap lebih wangi dan pedas.

Langkah pertama yakni jahe dipotong kecil-kecil, blender dan diperas. Kemudian, di diamkan agar mengendap selama 15 menit. Setelah itu dimasak bersama serai kayu manis dan pandan selama 30 menit hingga menjadi bubuk. Selanjutnya proses pengayakan untuk memisahkan bubuk yg sudah lembut dan kasar. Setelah itu packaging dengan di siler. Dalam satu kali produksi, Ibu Sri dapat menghasilkan 25 pcs produk wedang jahe.

Semua proses pembuatan masih tergolong manual, dan belum memiliki pembukuan keuangan. Label dan desain brandnya pun masih dibuat secara sederhana dan otodidak.

Satu per satu mahasiswa membuat wedang jahenya sendiri dan membawa pulang hasil karyanya. Wedang Jahe “ayu herbal” ini dijual 5000/ pcs, bisa digunakan hingga 2-3 kali dan tahan lama hingga satu tahun. Selain wedang jahe, rumah prokduksi “Ayu Herbal” ini juga memproduksi kunyit asem dan temulawak.

1563172838013
Dari pembuatan wedang jahe tersebut, dapat dikatakan bahwa Desa Nyemoh merupakan desa yang sudah berkembang karena menciptakan produk sendiri dan mampu menggali potensi sumber daya alam yang ada. Pemberdayaan tersebut menjadi salah satu kunci dalam meningkatkan kesejahteraan Desa Nyemo. Pembuatan wedang jahe juga menambah wawasan dan keahlian baru bagi mahasiswa. Mahasiswa berharap produksi wedang jahe dapat terus berkembang, semakin dikenal masyarakat, dan memiliki pemasaran yang semakin luas. (Mahasiswa KKN UNDIP Tim II tahun 2019 Desa Nyemoh, Kec. Bringin, Kab. Semarang)

Editor: Nikie