Mengenal Lebih Jauh Budidaya Jamur Tiram di Desa Kebondalem
Kebondalem (16/7) – Mahasiswa KKN Tim II Undip tahun 2019 meninjau salah satu tempat budi daya jamur tiram di desa Kebondalem kec. Jambu, kab. Semarang. Terdapat lima rumah budi daya yang sudah tersedia di dusun Jandon. Menurut kepala dusun Jandon, budi daya jamur tiram sangat membantu dalam bidang kegiatan dan perekonomian warga. Jamur tiram ditanam dengan media log yang disusun dalam suatu rumah budi daya dengan perawatan yang cukup sederhana, yakni cukup menyemprotkan air ke setiap log yang telah tersusun. Selain penyemprotan, diperlukan kelembapan udara agar jamur dapat berkembang dengan baik. Daya tahan log yang digunakan sebagai media pertumbuhan jamur sekitar tiga sampai empat bulan, setelah melewati waktu tersebut log harus diganti dengan yang baru. Untuk saat ini limbah log sebagian hanya dibakar begitu saja, padahal sebenarnya limbah log dapat dimanfaatkan untuk budi daya cacing atau diolah menjadi pupuk. Proses panen dilakukan setiap hari sekitar pukul 13.00. setelah dipanen, jamur dibersihkan sebelum akhirnya dikemas dan dipasarkan
Jamur yang dipasarkan merupakan jamur segar yang belum diolah menjadi makanan matang. Harga penjualan jamur tiram perkilo berkisar Sembilan ribu rupiah. Menurut salah satu pemilik dan pengelola rumah jamur, keuntungan yang diraih jumlahnya tidak terlalu besar dan berharap ada cara lain agar hasil penjualan jamurnya meningkat. Kepala dusun Jandon juga berharap agar budi daya jamur dapat menghasilkan keuntung yang lebih banyak lagi dengan cara memberdayakan masyarakat, khususnya ibu-ibu setempat untuk aktif dalam hal diversifikasi jamur menjadi makanan yang memiliki nilai jual tinggi. Mahasiswa KKN Tim II Undip 2019 juga berencana untuk ikut membantu dalam hal diversifikasi jamur menjadi olahan makanan yang lebih menarik serta pemanfaatan limbah log yang sudah tidak digunakan untuk menjadi pupuk tanaman.