Penanggulangan Dan Pencegahan Dini Masalah Gizi Dengan Program Bina Gaki Dan Kawal Kaderzi

IMG_1233Jambu Timur, Mlonggo – Tim II KKN Undip 2019 Desa Jambu Timur dalam rangka penanggulangan dan pencegahan dini masalah gizi melaksanakan program monodisiplin yaitu BINA GAKI berupa pembinaan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) pada kader posyandu dan ibu hamil, serta KAWAL KADERZI yaitu pelatihan penentuan status gizi pada kader posyandu. Kedua program tersebut dilakukan oleh Nur Laila Safira (Ilmu Gizi, 2016) pada hari Senin, 29 Juli 2019 bertempat di Balai Desa Jambu Timur, Mlonggo, Jepara

IMG_1036Program pertama yang dilaksanakan adalah BINA GAKI, yang bertujuan untuk membina kader posyandu sebagai penyalur informasi kesehatan dan ibu hamil sebagai kelompok rentan GAKI guna mencegah kejadian GAKI di Desa Jambu Timur. Kegiatan meliputi pemaparan materi terkait GAKI, simulasi pengecekan Gondok dengan metode palpasi dan pengecekan garam beryodium menggunakan singkong. Menurut penuturan Bidan Desa, diketahui bahwa di Desa Jambu Timur sendiri masih terdapat kasus Hipotiroid sebagai dampak dari GAKI, dimana dari salah satu kasus tersebut ditemukan kasus kematian ibu akibat GAKI dan bayi lahir cacat. Hipotiroid adalah kekurangan hormon tiroid yang dapat disebabkan karena kekurangan Iodium.

IMG_1075Kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan program KAWAL KADERZI, yang bertujuan untuk melatih kader posyandu guna meningkatkan kemampuan kader terkait penentuan status gizi dengan Z score dan antropometri, sehingga dengan kemampuan yang baru tersebut, kader posyandu dapat mengajari ibu bayi/balita untuk dapat secara mandiri melakukan penentuan status gizi dengan Z score dan dapat mendeteksi dini adanya masalah gizi pada anak, khususnya masalah Stunting dan Gizi Buruk. Z score sendiri merupakan suatu nilai atau indeks dalam menentukan status gizi. Kegiatan meliputi simulasi cara pengukuran dan penimbangan bayi/balita di posyandu yang baik dan benar, serta dilakukan praktik langsung pengisian grafik Z score di buku kesehatan ibu dan anak (KIA) diikuti dengan pemberian post test. Kader posyandu tampak antusias dan sangat berkeinginan untuk belajar sehingga diharapkan setelah pelatihan ini, para kader posyandu dapat menerapkannya saat posyandu.

editor : Romadhon S.Pi,M.Biotech