Tanda Tanya Warga dan Kesibukan Pemerintah Desa mengenai Musrenbangdes
Selasa, 17 januari 2017, Musyawarah Rencana Pembangunan Desa atau disingkat Musrenbangdes merupakan agenda tahunan setiap desa di Kab. Kendal yang membahas rencana pembangunan dan anggaran desa. Musrenbangdes desa dilaksanakan setiap bulan Januari dengan mengacu pada RPJM desa. Setiap desa diamanatkan untuk menyusun dokumen rencana tahunan yaitu RKM desa.
Tim KKN Desa Dawungsari, Kec. Pegandon, Kab. Kendal diundang untuk ikut serta menghadiri Musyawarah Rencana Pembangunan Desa 2018 serta perkenalan dengan warga Dawungsari yang dilaksanakan di balai Desa Dawungsari. Acara musyawarah tersebut dihadiri oleh Camat Pegandon Bapak Sumartoyo beserta jajarannya dan kepala Desa Dawungsari Bapak Istanto beserta perangkat desa. Musyawarah membahas rencana pembangunan beserta anggaran Desa Dawungsari 2018 serta laporan kepada warga pembangunan di tahun 2016. Banyak warga yang hadir dalam musyawarah tersebut, hadirnya warga adalah untuk mengajukan usulan tentang rencana pembangunan yang ada di Desa atau untuk mengetahui kinerja pemerintah desa mengelola pembangunan.
Banyak terdapat susunan acara dalam musyawarah tersebut, namun acara yang sebenarnya ditunggu-tunggu oleh warga adalah acara diskusi mengenai anggaran pembangunanditahun 2018 serta evaluasi pembangunan desa tahun 2016. Diskusi dimulai sekitar pukul 10.20 senin malam, diskusi dimoderatori oleh Kyai selaku sesepuh Desa Dawungsari. Diskusi berlangsung menarik antara warga dengan pemerintah Desa, banyak warga yang mengusulkan pembangunan untuk tahun 2018 dan tanda tanya warga mengenai kinerja pemerintah desa dengan anggaran tahun 2017. Pemerintah desa seperti dipojokan oleh warga mengenai Musrenbangdes tahun lalu, warga bertanya-tanya dengan anggaran yang mencapai ratusan juta tetapi masih banyak program yang tidak terlaksana ditahun 2016. Protes warga diperjelas dengan usulan dari mantan Sekretaris Desa mengenai program yang sudah dianggarkan dari tahun 2017 tetapi belum terlaksana hingga sekarang. “Program pembangunan drainase untuk menghindari luapan air hingga kerumah warga untuk pinggir sawah dusun jomblangan kan sudah masuk dalam prioritas anggaran desa sejak tahun 2015, tetapi tidak terealisasikan, sehingga dimasukkan anggaran prioritas ditahun 2016 dan berulang kembali itu hanya masuk anggaran prioritas dan tidak terlaksana programnya. Apakah hal seperti itu akan terus terulang dan apakah usulan warga kali ini juga hanya akan masuk lagi dalam anggaran prioritas tetapi tidak terlaksana programnya? Tolong dijelaskan apa yang terjadi dan transparasikan kepada warga semua! Supaya tidak menjadi harapan yang terlalu muluk dari warga.” Kata mantan Sekdes Dawungsari dalam diskusi malam itu. Banyak warga yang mendukung usulan dari mantan sekretaris desa tersebut sehingga musyawarah menjadi semakin ramai. “Tidak hanya pembangunan drainase saja yang tidak terlaksana, melainkan masih banyak pembangunan yang masuk kedalam anggaran prioritas tetapi tidak terlaksana pembangunannya.” Usul tambahan dari salah satu warga.
“Anggaran dana yang diajukan oleh pemerintah desa tidak semuanya diterima oleh atasan, kami hanya menganggarkan dan berjuang untuk memperoleh dana tersebut. Jadi saya selaku kepala desa memohon kepada warga Dawungsari untuk saling membantu satu sama lain dan semoga dana yang dianggarkan oleh teman-teman perangkat desa bisa diterima oleh pemerintah pusat, sehingga program yang diajukan dapat terlaksana. Dana yang diperoleh Desa itu tidak sebanyak seperti yang terdapat dalam anggaran, selama ini pemerintah desa sudah menutup program-program yang belum terlaksana dengan mengambil anggaran program lain untuk membenahi program yang belum terlaksana tersebut. Kita harus berhemat dengan dana yang turun dari pemerintah, misalnya kita membangun drainase dengan kerja bakti bersama dan tidak membayar tukang, otomatis anggaran kita bisa sedikit lebih hemat dan dapat digunakan untuk pembangunan lainnya. Kami perangkat desa sudah mencoba yang terbaik untuk membantu memajukan infrastruktur desa ini, jadi tolong kepada warga tidak hanya menuntut program melainkan kita berusaha bersama untuk Desa Dawungsari ini.” Kata pak Istanto selaku kepala desa kepada warga untuk menjawab tanda tanya warga mengenai program yang belum terlaksan.
Malam semakin larut, musyawarah tak kunjung usai. Waktu menunjukan pukul 11.38 malam, diskusi masih terlihat sengit antara warga dengan pemerintah Desa tentang anggaran prioritas yang akan diajukan kepada pemerintah untuk pembangunan desa tahun 2018. Belum semua rencana pembangunan desa masuk kedalam anggaran prioritas atas mufakat bersama karena waktu yang sudah larut malam, sehingga anggaran prioritas ditentukan oleh perangkat desa. Musrenbangdes tahun 2018 selesai pada pukul 12.10 dini hari, Musyawarah tersebut diakhiri dengan perkenalan oleh masing-masing anggota tim KKN UNDIP kepada warga Dawungsari.
Salam,
Tim KKN Desa Dawungsari