Profil Desa Banyuurip
Banyuurip (5/1). Penerjunan mahasiswa KKN Tim I Undip untuk tiga kecamatan di Pati berjalan dengan lancar pada tanggal 3 Januari 2020 lalu. Peserta KKN harus bertahan dan bersosialisasi di sana selama sekitar 45 hari. Bukan untuk liburan, tapi untuk tinggal dan hidup bersama masyarakat, untuk mengabdi dan menerapkan/membagi ilmu yang mereka peroleh di kampus: Kuliah Kerja Nyata. Mudah-mudahan segala yang diberikan dapat berguna bagi masyarakat setempat. Dari Alun-alun Pati, perlu sekitar 20 menit naik kendaraan menuju Desa Banyuurip. Jalan sedikit menanjak melewati bukit. Lalu lintas tidak seramai di kota sehingga tidak harus bertemu dengan kemacetan. Sepanjang perjalanan, mata akan dimanjakan dengan hamparan ladang tebu yang luas. Udara juga sejuk, sama sekali berbeda dari yang dibayangkan. Desa Banyuurip, salah satu desa di Kecamatan Margorejo, Pati. Begitu mendengar nama desa itu, sebenarnya banyak yang bertanya-tanya; masa iya ada sebuah desa bernama Banyuurip (desa yang selalu dilimpahkan air dan kesuburan) di Pati yang disebut-sebut selalu susah air.
Pertanyaan tersebut terjawab dalam perjalanan—yang biasanya memang “menampar” kesoktahuan tanpa dasar. Minggu, 5 Januari perjalanan Mahasiswa KKN yang sesungguhnya dimulai berbekal rasa penasaran yang menggebu mereka melakukan penelusuran desa. Berjalan kaki melewati tanah bengkok dengan luas berhektar-hektar yang ditanami singkong dan jagung, bukan hanya tanah bengkok saja hampir seluruh pertegalan dan kebun warga didominasi dengan singkong dan jagung. Berbeda dengan desa lain yang didominasi dengan persawahaan. Namun, jangan khawatir untuk kesejukan tidak akan kalah dengan desa perbukitan lainnya. Desa Banyuurip mempunyai banyak potensi yang mengumpuni apabila pengelolaan dan penataan dapat berjalan dengan baik pasti akan sangat menguntungkan bagi masyarakat setempat dan pemerintah. Singkong diolah menjadi keripik singkong berbagai varian rasa seperti balado, jagung manis, jagung bakar, barberque, original dan masih banyak lainnya semuanya diproduksi oleh UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) asli Desa Banyuurip. Untuk kulit singkong yang tidak digunakan dimanfaatkan menjadi pakan ternak sapi warga. Desa Banyuurip juga terkenal akan Gabungan Kelompok Taninya mereka sering melakukan inovasi berbagai makanan atau camilan untuk diperdagangkan.
Desa ini diisi oleh orang-orang kreatif. Banyak sekali perajin kayu rumahan di sini. Mereka membuat perabotan berkualitas istimewa seperti meja, kursi, lemari, dan lain sebagainya. Ada pula perajin kubah masjid yang bisa membuatkan berbagai macam hiasan kubah masjid sesuai keinginan konsumen. Soal harga jangan khawatir, silakan mampir sendiri dan bertanya pada para perajin. Pastikan anda akan terkejut dengan harga dan kualitas yang ditawarkan.
Desa Banyuurip memiliki berbagai pesonanya tersendiri penjelasan diatas mungkin hanya sebagian dari sekian banyak potensi yang desa ini miliki. Prasangka yang menggelayut sebelum kawan-kawan KKN Undip terjun ke Desa Banyuurip perlahan luntur. Betah berada di desa yang asri, jalan kaki menelusuri tegalan singkong dan jagung, mengagumi keelokan alam. Alih-alih “mengajar,” kawan-kawan justru belajar bahwa sesuatu yang indah tak harus mewah; sederhana juga bisa jadi istimewa, seperti Desa Banyuurip.
Direview Oleh: Maharani Patria Ratna